"Lencana ini tidak sembarang orang menerimanya. Gubernur Sumsel merupakan orang ketujuh yang mendapatkannya," ungkapnya.
Sofyan menjelaskan sebelumnya lencana yang sama pernah diberikan kepada Megawati Soekarnoputri, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Joko Widodo dan Gubernur Kalimantan Timur (Kaltim).
Baca Juga:
Buka Besemah Expo Ke-XIX, Gubernur Sumsel Serahkan Bantuan untuk Pegiat UMKM
"Lencana Adi Bhakti Tani Nelayan Maha Utama ini merupakan penghargaan tertinggi yang kita keluarkan," tegasnya
Sebagai informasi, saat ini produksi beras di Provinsi Sumsel merupakan yang terbesar kelima di Indonesia. Adapun untuk produksinya mencapai 2.696.877 ton dan kebutuhannya hanya sebanyak 859.744 ton. Sumsel kerap mengalami surplus beras sebesar 1.837.133 ton.
Herman Deru menyatakan provinsinya dapat mencapai target 3,1 juta ton gabah kering giling dengan menerapkan teknologi modern, alat mesin pertanian (alsintan), ketersediaan pupuk, dan bibit unggul. Ini sebagai langkah menuju target Sumsel menjadi lumbung pangan nasional.
Baca Juga:
Setelah 30 Tahun, Ratusan Kepala Keluarga di Sumsel Bisa Nikmati Listrik PLN Berkat Gubernur
Terbaru, Pemprov Sumsel meluncurkan program Sumsel Mandiri Pangan (SMP). Herman Deru menjelaskan gerakan ini bertujuan untuk mengubah 'mindset' warga Sumsel dari konsumen menjadi penghasil, terutama untuk urusan bahan makanan sehari-hari. Hal ini nantinya akan berpengaruh mengurangi biaya kehidupan masyarakat sehari-hari.
"Esensi (Sumsel Mandiri Pangan) kita adalah merubah mindset dari yang biasanya kita berharap membeli menjadi penghasil, atau biasa jadi konsumen, kita menjadi penghasil," ujar Deru belum lama ini.
"Apa itu? Kebutuhan sehari-hari dan ini paling tidak untuk mengurangi biaya hidup. Jadi seperti cabai, bawang, yang selama ini masyarakat hanya berpikir untuk membeli, mencari ke pasar, yang sangat tergantung kepada wilayah lain," imbuhnya.[gab]