Sementara, untuk angkutan laut atau sungai, Desindra berharap agar pengelola angkutan mempersiapkan kemungkinan gelombang tinggi akibat angin kencang.
Situasi itu, kata dia, sangat riskan pada angkutan penyeberangan seperti dari Pelabuhan Tanjung Api-api, Sumatera Selatan, menuju ke Pelabuhan Muntok, Kepulauan Bangka Belitung.
Baca Juga:
6 Tersangka Korupsi Tambang Diserahkan Kejati Sumsel ke Kejari Lahat
Jika angin kencang melanda, ketinggian gelombang di kawasan itu bisa mencapai 2 meter.
Adapun angkutan darat, ujar Desindra, risiko bencana longsor dan banjir juga patut diwaspadai.
”Risiko longsor sangat mungkin terjadi di kawasan dataran tinggi, sementara untuk bencana banjir riskan terjadi di daerah dataran rendah,” ujarnya.
Baca Juga:
Kasus Pembunuhan dan Pemerkosaan di Palembang: 4 Pelaku di Bawah Umur
Sementara, Kelapa Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) Sumatera Selatan Budiamin menuturkan, pihaknya sudah memetakan titik rawan banjir dan longsor di lintas timur dan lintas tengah sumatera serta jalur penghubung.
Terdata, ada sepuluh kawasan rawan banjir di Sumsel. Titik itu berada di jalan nasional dalam Kota Palembang, ruas Palembang-Betung, Betung-Sekayu (jalan lintas timur) dan simpang Sugiwaras-Kota Baturaja (jalan lintas tengah Sumatera).
Selain itu, ungkap Budiamin, ada 37 titik rawan longsor di Kabupaten Musi Rawas, Muara Enim, Lahat, dan Kota Pagar Alam. Karena itu, pada saat arus mudik sangat diperlukan sejumlah langkah antisipasi.