WahanaNews - Sumsel | Pada musim mudik Lebaran tahun ini, pemudik dibayangi potensi cuaca ekstrem akibat dampak transisi musim di beberapa daerah di Sumsel.
Sejumlah langkah antisipasi pun terus dilakukan untuk meminimalkan risiko bencana saat arus mudik ataupun arus balik berlangsung.
Baca Juga:
6 Tersangka Korupsi Tambang Diserahkan Kejati Sumsel ke Kejari Lahat
Kepala Stasiun Meteorologi Kelas II Sultan Mahmud Badaruddin II, Desindra Deddy Kurniawan menjelaskan, pada April ini, Sumsel masih berada di masa transisi (pancaroba) dari musim hujan ke musim kemarau.
"Alhasil, potensi cuaca ekstrem sangatlah mungkin terjadi,” ungkapnya di Palembang, Jumat (14/4/2023).
Menurutnya, cuaca ekstrem biasanya ditandai dengan panas yang begitu menyengat di pagi menjelang siang, tetapi pada sore menjelang malam terjadi hujan berintensitas tinggi dengan durasi yang cukup singkat.
Baca Juga:
Kasus Pembunuhan dan Pemerkosaan di Palembang: 4 Pelaku di Bawah Umur
”Situasi tersebut biasanya juga diiringi dengan angin kencang,” ujarnya.
Alhasil, beberapa risiko bencana bisa saja terjadi. Untuk di angkutan udara, hujan yang lebat disertai angin yang kencang akan membuat proses pendaratan cukup sulit.
”Cuaca ekstrem juga berpotensi membuat jarak pandang terbatas,” tegasnya.
Sementara, untuk angkutan laut atau sungai, Desindra berharap agar pengelola angkutan mempersiapkan kemungkinan gelombang tinggi akibat angin kencang.
Situasi itu, kata dia, sangat riskan pada angkutan penyeberangan seperti dari Pelabuhan Tanjung Api-api, Sumatera Selatan, menuju ke Pelabuhan Muntok, Kepulauan Bangka Belitung.
Jika angin kencang melanda, ketinggian gelombang di kawasan itu bisa mencapai 2 meter.
Adapun angkutan darat, ujar Desindra, risiko bencana longsor dan banjir juga patut diwaspadai.
”Risiko longsor sangat mungkin terjadi di kawasan dataran tinggi, sementara untuk bencana banjir riskan terjadi di daerah dataran rendah,” ujarnya.
Sementara, Kelapa Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) Sumatera Selatan Budiamin menuturkan, pihaknya sudah memetakan titik rawan banjir dan longsor di lintas timur dan lintas tengah sumatera serta jalur penghubung.
Terdata, ada sepuluh kawasan rawan banjir di Sumsel. Titik itu berada di jalan nasional dalam Kota Palembang, ruas Palembang-Betung, Betung-Sekayu (jalan lintas timur) dan simpang Sugiwaras-Kota Baturaja (jalan lintas tengah Sumatera).
Selain itu, ungkap Budiamin, ada 37 titik rawan longsor di Kabupaten Musi Rawas, Muara Enim, Lahat, dan Kota Pagar Alam. Karena itu, pada saat arus mudik sangat diperlukan sejumlah langkah antisipasi.
Budiamin menyebut, pihaknya sudah menyiapkan 134 alat berat yang disebar di 20 lokasi untuk mengantisipasi risiko tanah longsor dan banjir yang bisa menghambat lalu lintas pada masa arus mudik.
”Alat berat itu kami tempatkan di lokasi rawan agar ketika masalah terjadi bisa segera tertanggulangi. Kami menargetkan, jeda waktu antara laporan diterima dan alat berat datang ke titik bencana sekitar dua jam,” pungkasnya.[mga]