Mereka juga menemukan bahwa rotasi Bumi melambat signifikan secara periodik dalam lima tahun sekali selama satu setengah abad terakhir. Pada periode tersebut frekuensi gempa Bumi meningkat lebih sering dan dahsyat.
Sayangnya, sulit untuk memprediksi di mana gempa hebat akan terjadi. Kendati demikian, Bilham mengatakan bahwa mereka menemukan sebagian besar gempa bumi hebat akan terjadi di dekat khatulistiwa.
Baca Juga:
Kemenhub: 1,4 Juta Pelaut Indonesia, Satu dari Lima Terbesar di Dunia
Namun, sejumlah ahli menentang hasil penelitian ini dan menyebut perlu pengujian tambahan untuk mencapai kesimpulan.
3. Terjadi lompatan detik pada 2015
Baca Juga:
Menkeu Sri Mulyani dan DPR Bahas Kebijakan Ekonomi 2025 untuk Presiden Prabowo
Pada 1 Juli 2015 terjadi peristiwa lompatan detik terdapat penambahan 1 detik dari waktu satu hari yang seharusnya 23 jam 59 menit 59 detik menjadi 23 jam 59 menit dan 60 detik.
Sejak awal tahun 2015, Badan Sistem Referensi dan Rotasi Bumi Internasional (International Earth Rotation and Reference Systems Service/IERS) sudah mengumumkan bahwa tahun ini akan memiliki waktu 1 detik lebih lama dari 2014.
Untuk mendapatkan waktu yang sesuai dengan gerakan Bumi, maka satu detik ekstra ditambahkan secara berkala pada Universal Time Coordinated (UTC) sebagai patokan standar waktu dunia.