Ahli mikrobiologi Gregory Dick dari Universitas Michigan menjelaskan Hal ini terjadi karena dengan siang hari yang lebih panjang, maka makhluk berklorofil bisa memproduksi lebih banyak oksigen, khususnya alga hijau-biru (atau cyanobacteria).
Akibat lonjakan alga hijau-biru, terjadilah Peristiwa Oksidasi Hebat. Kehadiran mereka membuat atmosfer Bumi mengalami peningkatan oksigen luar biasa. Sebab, tanpa oksigen yang cukup kehidupan di Bumi tak mungkin muncul.
Baca Juga:
Jakarta dan Kota-Kota Satelit Bersatu, Transformasi Besar di Depan Mata
2. Potensi makin sering gempa besar
Para ilmuwan memprediksi bahwa pada 2018, aktivitas seismik Bumi dengan gempa bumi bermagnitudo besar akan semakin sering terjadi.
Baca Juga:
Jalan Langkat-Karo Kembali Tertimbun Longsor, Kendaraan Tak Bisa Melintas
Peningkatan ini akan terjadi di seluruh dunia, terutama di daerah tropis. Peningkatan frekuensi guncangan sendiri diyakini terjadi karena perubahan kecepatan rotasi Bumi.
Hubungan erat antara meningkatnya magnitude guncangan dan aktivitas seismik Bumi dengan kecepatan rotasi Bumi diteliti oleh Roger Bilham of the University of Colorado dan Rebecca Bendick of the University of Montana.
Kedua ilmuwan telah merekam seluruh gempa bumi dengan magnitude 7 Skala Richter atau lebih besar sejak 1900. Mereka menemukan bahwa gempa lebih sering terjadi ketika kecepatan rotasi Bumi berubah.