Topik terakhir adalah agri challange. Materi lomba dalam topik ini berupa konsep bisnis atau kegiatan yang mendukung implementasi ESG (Enviromental, Social, and Governance) di bidang pertanian.
"Tema yang kami pilih seluruhnya merupakan isu yang saat ini sedang menjadi tuntutan global. Mulai dari pengembangan teknologi pertanian yang lebih efisien, presisi dan mengedepankan aspek lingkungan," kata Wijaya.
Baca Juga:
HUT Pupuk Indonesia ke-12, Tanam 8.000 Bibit Pohon di 7 Lokasi
Ia pun menambahkan, ide kreatif tersebut nantinya diharapkan dapat menjadi solusi tantangan yang dihadapi sektor pertanian. Mulai dari fenomena El Nino dan La Nina yang berdampak pada perubahan iklim, kondisi demografi petani Indonesia yang didominasi usia 45 tahun ke atas, hingga tidak stabilnya rantai pasok global akibat konflik Rusia-Ukraina.
"Oleh karena itu, melalui kompetisi ini kami berharap dapat melahirkan gagasan-gagasan segar untuk kemudian dikembangkan secara lebih komprehensif agar dapat menjawab tantangan-tantangan tersebut," ujar Wijaya.
Lebih lanjut, Wijaya menjelaskan bahwa kompetisi ini merupakan yang kedua kalinya digelar oleh Pupuk Indonesia. Kompetisi ini sendiri menjadi salah satu program Pupuk Indonesia yang saat ini tengah memperkuat kemampuan riset dan inovasi. Riset dan inovasi adalah salah satu pilar strategis dalam program transformasi bisnis perusahaan.
Baca Juga:
UMKM Binaan Pupuk Indonesia Berpotensi Merambah Pasar Global
Terkait peserta, ajang ini terbuka bagi mahasiswa yang terafiliasi dengan kampus nasional maupun global. Selain mahasiswa, kompetisi ini juga dapat diikuti oleh non-mahasiswa yang terafiliasi dengan kelembagaan atau perusahaan seperti start up hingga badan riset.
Kompetisi ini bisa diikuti oleh individu atau tim (2-4 orang), dengan materi lomba belum pernah didaftarkan dalam kompetisi inovasi, memiliki relevansi dengan proses bisnis Pupuk Indonesia, level maturitas inovasi minimal sudah terkonfirmasi skala bench/pilot; serta memiliki kajian teknis & keekonomian serta MVP menjadi nilai tambah.
Adapun untuk penilaiannya akan dilakukan oleh juri internal maupun eksternal perusahaan, seperti ahli dari perguruan tinggi, hingga stakeholder terkait yang berkompeten di bidangnya.