SUMSEL.WAHANANEWS.CO,Muara Enim - PT Pamapersada Nusantara (PAMA) Cluster SSBA melalui Lembaga Pengembangan Bisnis (LPB) Pama Kite Gale (Pakiga) menggelar pelatihan pengembangan Batik Rimbae bagi 20 ibu-ibu PKK di RT 37 dan RT 38 Bara Lestari 2, Desa Keban Agung, Kecamatan Lawang Kidul, Selasa (26/08/2025).
Kegiatan ini menjadi bagian dari implementasi program Corporate Social Responsibility (CSR) PAMA yang tidak hanya menyasar bidang ekonomi, tetapi juga mengedepankan prinsip sustainability dengan mendorong keterampilan kreatif yang ramah lingkungan.
Baca Juga:
Diduga Impor limbah B3, KLH Hentikan Operasional Pabrik di Serang
CSR Dept Head PT PAMA SSBA, Agung Harikusuma, mengatakan pelatihan Batik Rimbae dirancang untuk mengangkat potensi lokal sekaligus menumbuhkan kesadaran menjaga keseimbangan lingkungan.
“Pelatihan ini bukan hanya transfer keterampilan, tapi juga upaya melestarikan budaya batik dengan pendekatan berkelanjutan. Motif-motif batik terinspirasi dari alam sekitar sehingga menjadi simbol harmoni antara manusia dan lingkungan,” ujarnya.
Ketua kelompok Batik Rimbae, Nur Asiah, menyampaikan bahwa karya mereka mengusung motif jamur sebagai ciri khas. Motif ini, kata dia, dipilih karena mewakili keanekaragaman hayati yang tumbuh alami di sekitar kawasan pemukiman.
Baca Juga:
Mengawal Investasi, Bukan Mengabaikan Dampak Lingkungan
“Kami berharap Batik Rimbae dapat menjadi ikon Desa Keban Agung sekaligus produk ramah lingkungan yang mampu menembus pasar lebih luas,” ungkapnya.
Sementara itu, Kabid Pemberdayaan UKM Dinas Koperasi dan UKM Muara Enim, Astuti Martayanti, menegaskan bahwa program CSR PAMA selaras dengan upaya pemerintah daerah dalam mengembangkan UMKM berbasis keberlanjutan.
“Kami mendorong agar UMKM binaan tidak hanya kuat secara ekonomi, tapi juga memperhatikan aspek lingkungan. Batik Rimbae bisa menjadi contoh nyata,” katanya.
Dalam kegiatan tersebut, Owner Rumah Batik Serasan, Totok Adi Hermanto, juga memberikan materi mengenai manajemen usaha dan pemasaran produk batik berbasis ekologi. Ia menekankan bahwa penggunaan bahan alami dan pengelolaan produksi yang ramah lingkungan akan meningkatkan daya tarik Batik Rimbae di pasar.
Melalui program ini, PAMA menunjukkan komitmennya bahwa perusahaan pertambangan dapat berperan dalam pelestarian budaya sekaligus mendukung ekonomi hijau. Batik Rimbae diharapkan menjadi bukti sinergi antara dunia usaha, masyarakat, dan pemerintah dalam membangun keberlanjutan lingkungan dan kesejahteraan bersama.
(Redaktur: Hendrik Isnaini R)