Mendengar hal tersebut, korban pun menolak dan meminta agar diantarkan pulang malam itu juga. Ta klama dari pantai itu, malam itu juga ia diajak dengan pelaku Aml dan pelaku lain seorang laki-laki yang tidak ia kenal pergi dengan mengendarai sepeda motor berboncengan bertiga.
Ia mengira, diajak pergi dari pantai mau diantarkan pulang. Ternyata ia justru dibawa k sebuah gubuk di tengah kebun di daerah Pematang Pasir.
Baca Juga:
Bulan Solidaritas Palestina 2024: Ribuan Masyarakat Lampung Berlayar dan Kibarkan Bendera di Selat Sunda
Di sanalah dia yang semula bersikeras meminta diantar pulang lalu dipaksa menenggak minuman keras hingga tak sadarkan diri. Dia baru sadar keesokan harinya dengan kondisi tanpa celana. Ami ada di sana, sementara laki-laki yang semalam bersama mereka tak ada.
"Saya enggak kenal sama pelaku laki-laki yang sudah cekoki saya miras dan gagahi saya itu, bahkan wajahnya seperti apa saya nggak paham karena dia (pelaku) pakai masker dan kacamata," jelasnya.
Sosok yang disebutnya Ami itu kemudian memaksanya pergi bersama seorang laki-laki lain lagi ke sebuah proyek di daerah Lahat, Sumatera Selatan.
Baca Juga:
Terjebak Penipuan Pajak, Pedagang Sembako Kehilangan Rp298 Juta dalam Sekejap
"Begitu motor sudah dititipkan, saya disuruh naik bus sama mbak Aml dengan laki-laki itu untuk ikut kerja di Palembang. Selama satu bulan setengah, saya kerja jadi tukang masak di sebuah proyek di daerah Lahat, Palembang,"kata dia.
Kemudian korban bisa pulang lagi ke rumahnya di Bakauheni bertemu keluarganya, setelah diantarkan pulang oleh salah seorang pekerja di Palembang yang merasa kasihan padanya.
Setiba di rumah, korban tak tahu dirinya hamil akibat pemerkosaan, dan tak pula menceritakan apa yang dialami kepada keluarganya hingga akhirnya dia sakit perut dan dibawa ke puskesmas di Bakauheni, Selasa (4/1).