Menurutnya, jika orang-orang mengingat pandemi yang baru muncul tahun lalu, saat itu orang kebingungan mengenai PCR, yang mana harganya bisa mencapai Rp 6-7 juta.
"Saya berpikir, rakyat kecil ini gimana? Dari situ, kita mulai mencari di mana ada PCR yang murah. Seto sampai mencari ke Eropa, hingga di China ketemu brand tidak terlalu terkenal, hasilnya baik, harganya sepersepuluh, mulai dari situ turun," ujarnya, dikutip dari tayangan YouTube channel Deddy Corbuzier, Rabu (10/11/2021).
Baca Juga:
Resmikan Bandara Dhoho Kediri, Luhut: Bandara Pertama yang Dibangun Tanpa APBN
Selain itu, menurutnya, di Indonesia saat ini, paling tinggi harga PCR antara Rp 275.000 hingga Rp 295.000 di Pulau Jawa dan Bali.
Ketika Deddy bertanya, benarkah ada perusahaan yang pada masa itu mendapatkan keuntungan tinggi terkait PCR ini, Luhut menjawab tidak benar-benar mengetahui mengenai hal tersebut.
"Ini sebenarnya mengenai supply demand aja, dalam keadaan chaos saat itu, sama halnya seperti obat," ujarnya.
Baca Juga:
Luhut Pandjaitan: Pabrik di Jakarta Dipasang Sensor Deteksi Gas Kurangi Polusi Udara
Benarkah Luhut Ambil Keuntungan dari Bisnis PCR?
Melanjutkan perbincangan keduanya, Luhut kembali ditanyakan apakah benar mengambil keuntungan dari bisnis PCR?