SUMSEL.WAHANANEWS.CO,Palembang, - Pagelaran Sriwijaya Expo 2025 resmi ditutup Wakil Gubernur Sumatera Selatan, H. Cik Ujang, Selasa malam di pelataran ikonik Benteng Kuto Besak, Palembang. Acara penutupan ini bukan sekadar akhir dari sebuah festival, tetapi menjadi penanda keberhasilan Sumsel dalam menggerakkan roda perekonomian masyarakat melalui penguatan sektor UMKM dan IKM.
Selama gelaran, ribuan pengunjung menyaksikan geliat ekonomi kreatif lokal, dari produk unggulan khas daerah, kuliner inovatif, hingga pertunjukan seni budaya yang menyatu dalam nuansa Swarna Songket Nusantara yang digelar bersama Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Pusat. Sriwijaya Expo 2025 menjadi panggung besar bagi pelaku usaha kecil dan industri rumahan untuk naik kelas—menjangkau pasar yang lebih luas, bertukar inovasi, dan membangun jejaring bisnis lintas daerah.
Baca Juga:
Terkait 3 Polisi Lampung Tewas saat Gerebek Judi Sabung Ayam, Kapendam Buka Suara
Dalam sambutannya, Wakil Gubernur H. Cik Ujang menegaskan peran strategis kegiatan ini dalam menumbuhkan ekonomi lokal.
“UMKM dan IKM bukan lagi sekadar pelengkap, tapi telah menjadi garda depan pembangunan ekonomi Sumsel. Sriwijaya Expo 2025 membuktikan bahwa sumber daya lokal adalah kekuatan utama menuju Sumsel Maju Terus untuk Semua,” tegasnya.
Ajang ini juga menjadi momentum apresiasi bagi para peserta terbaik. Kabupaten Muara Enim, misalnya, berhasil meraih Juara Harapan I Stand Terbaik serta Juara 1 Kompetisi Barista se-Sumsel, mengukuhkan komitmen daerah dalam membina pelaku ekonomi kreatifnya. Penghargaan diberikan langsung oleh Ketua Dekranasda Sumsel, Feby Herman Deru dan Wakil Gubernur.
Baca Juga:
Menteri Kebudayaan Fadli Zon: Akulturasi Budaya Tionghoa Beri Dampak bagi Nusantara
Penutupan acara dimeriahkan oleh pertunjukan Tari Gebyar Kipas dari Sanggar Tari dan Musik Metanika Kabupaten Muara Enim. Hadir pula sejumlah tokoh perempuan Sumsel, seperti Ketua BKOW Sumsel, Ketua Ikatri DPRD Sumsel, Ketua DWP, dan Ketua KORMI Sumsel.
Melalui Sriwijaya Expo 2025, Sumsel membuktikan bahwa kolaborasi antara pemerintah, pelaku usaha, dan masyarakat mampu membentuk ekosistem ekonomi yang tangguh, kreatif, dan inklusif. Acara ini bukan sekadar seremoni tahunan, tetapi pendorong nyata pertumbuhan ekonomi berbasis potensi daerah.
(Redaktur: Hendrik Isnaini R)