Sumsel.WahanaNews.co - PT PLN (Persero) menekankan pentingnya pengembangan sistem transmisi listrik hijau antarnegara Asia Tenggara melalui pembangunan ASEAN Power Grid.
Hal itu dilakukan untuk bersama-sama mewujudkan transisi energi dan mencapai target net zero emission (NZE) pada 2060 atau lebih awal.
Baca Juga:
Hemat Energi dan Biaya, PLN Siap Alihkan PLTD dari Solar ke Energi Terbarukan
"Tidak ada transisi tanpa transmisi. Rencana yang dibuat oleh PLN sejalan dengan cita-cita bersama ASEAN Power Grid yang telah disepakati pada KTT ASEAN silam di Jakarta. Dengan semangat juang kolaborasi bersama, kita bisa mempercepat tercapainya target pengurangan emisi," ucap Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo lewat keterangan yang diterima di Jakarta, dikutip Jumat (27/10/2023).
Sebelumnya, Darmawan hadir sebagai panelis dalam Singapore International Energy Week (SIEW) 2023 yang digelar pada 20-24 Oktober.
Ia menyampaikan, selama tiga tahun ini, PLN telah melakukan transformasi perusahaan demi menyambut datangnya era energi bersih. Upaya paralel terus dilakukan PLN demi meningkatkan porsi pembangkit listrik berbasis energi baru terbarukan (EBT) hingga mencapai target 75 persen dalam sistem PLN pada 2040.
Baca Juga:
PLN Bersama PTBA Komitmen Kembangkan Teknologi Hijau di Tambang Batu Bara
Untuk bisa mencapai hal tersebut, PLN memahami pentingnya sistem jaringan transmisi yang kokoh. Jalur transmisi yang ramah lingkungan tersebut dibesut oleh PLN lewat green super grid. Hal itu juga sejalan dengan langkah ASEAN yang ingin memperkuat sistem jaringan interkoneksi antarnegara.
Lewat jaringan transmisi yang kokoh, Indonesia akan bisa menambah kapasitas pembangkit listrik berbasis air dan panas bumi hingga 32 gigawatt (GW). Pengembangan smart grid dan flexible generation juga bisa mendorong peningkatan kapasitas pembangkit surya dan angin yang semula 5 GW menjadi 28 GW
PLN menyebut, langkah agresif Indonesia tersebut dianggap bisa mengakselerasi transisi energi di kawasan. Melalui ASEAN Power Grid, maka negara-negara di ASEAN juga bisa mempercepat distribusi energi bersih dan memaksimalkan akses listrik yang andal bagi seluruh masyarakat.