Sumsel.WahanaNews.co | Aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa se-Sumatera Selatan (BEM SS) menyerahkan batu nisan bertuliskan 'Akhiri Rezim Tirani' dan pocong ke Anggota DPRD Sumatera Selatan sebagai aksi simbolik pada Aksi Serentak Daerah se-Nasional hari ini, Kamis (7/4).
Presiden Mahasiswa Universitas Sriwijaya, Hansen Febriansyah mengatakan batu nisan dan pocong secara simbolik itu menandakan demokrasi di rezim Joko Widodo saat ini sudah mati.
Baca Juga:
Pemilu Telah Usai, 35 Anggota DPRD Sikka Resmi Dilantik, Donatus David: Inpendensi Bawaslu dan KPU Diragukan
"Bukti bahwasanya demokrasi di Indonesia ini sudah mati," ujar Presiden Mahasiswa Universitas Sriwijaya, Hansen Febriansyah saat dihubungi Kamis (7/4).
Hansen mengklaim massa yang hadir sekitar seribu lebih mahasiswa Se-Sumatera Selatan. Beberapa kampus yang ikut serta, yakni Universitas Sriwijaya, Universitas PGRI Palembang, Politeknik Negeri Sriwijaya, dan Universitas Palembang.
Aksi sempat memanas karena para mahasiswa tidak diperbolehkan menggelar aksi di depan Kantor DPRD Sumatera Selatan.
Baca Juga:
Antisipasi Efek Urbanisasi, Ketua DPRD Kota Bekasi Minta Hal Ini
Namun demikian, unjuk rasa akhirnya tetap digelar dari pukul 13.00 WIB hingga 17.00 WIB di titik kumpul Simpang 5 DPRD Sumatera Selatan. Sebanyak 11 tuntutan pun disampaikan.
"Ada sebelas tuntutan, salah satunya terkait penolakan penundaan pemilu 2024 dan jabatan presiden Jokowi 3 periode," jelas Hansen.
Sementara tuntutan lainnya adalah mengusut mafia minyak goreng, menurunkan harga dan menjamin ketersediaan bahan bakar minyak Pertamax, serta stabilitas harga dan ketersediaan bahan pokok di masyarakat.