Menanggapi bahaya tali layang-layang, Ketua Perlasi, Ponco menjelaskan, persatuannya telah menggunakan tali katun untuk turnamen.
“Kami sudah mulai menggunakan benang ramah lingkungan yang berbahan katun sehingga lebih aman, khususnya untuk meminimalisir bahaya dan luka seperti tersangkut di leher. Tali gelasan katun jika tersangkut akan hancur paling lama satu minggu,” ungkap Ponco.
Baca Juga:
Gendeng Indomobil, PLN Icon Plus Siap Kolaborasi Wujudkan Pengembangan Ekosistem Kendaraan Listrik
Ia juga menambahkan bahwa, untuk turnamen, panitia telah menukan beberapa peraturan demi kenyamanan bersama baik pihak pelaksana turnamen, peserta, masyarakat, serta PLN.
“Selain menggunakan tali katun, dalam turnamen, sudah diatur regulasi bermain layangan. Jika ada yang menggunakan tali tipe lain akan dikenakan denda,” kata Ponco.
Selain itu, ia juga mengungkapkan bahwa pihaknya siap berkolaborasi dalam sosialisasi bahaya layang-layang terhadap jaringan listrik guna memberikan edukasi agar tercipta kenyamanan bersama baik bagi para pemain, masyarakat, serta PLN.
Baca Juga:
Gendeng Indomobil, PLN Icon Plus Siap Kolaborasi Wujudkan Pengembangan Ekosistem Kendaraan Listrik
Secara terpisah, General Manager PLN UID S2JB, Amris Adnan mengatakan, pihaknya tengah berupaya memberikan edukasi seluas-luasnya tentang bahaya luang-layang terhadap jaringan listrik guna meningkatkan keandalan kelistrikan.
“Untuk masyarakat awam, mungkin masih bertanya-tanya kenapa sih layang-layang bisa bikin padam. Oleh karena itu, Kami memberikan sosialisasi kepada persatuan pamain layangan adu, serta target sasaran anak-anak sekolah, peserta lomba layangan adu, dan masyarakat umum," ujar Amris.
"Diharapkan hal ini bisa membuka wawasan masyarakat dan meningkatkan kesadaran untuk bermain layang-layang di lapangan terbuka yang tidak berdekatan dengan jaringan listrik agar kita sama-sama dapat menikmati listrik dengan nyaman dan pemadaman akibat layang-layang bisa berkurang,” pungkas Amris.[mga]