WahanaNews - Sumsel | Jelang Kejuaraan Daerah Layangan Aduan yang akan dilaksanakan pada tanggal 4-5 Agustus 2023 di Palembang, Sumatera Selatan (Sumsel), Persatuan Layangan Aduan Seluruh Indonesia (Perlasi) mengadakan diskusi bersama PLN UID S2JB sebagai upaya untuk meminimalisasi gangguan listrik akibat layang-layang.
Hal ini dinilai urgent, mengingat 62 kali pemadaman telah terjadi dan terjustifikasi akibat layang-layang.
Baca Juga:
Mudahkan Pelanggan Bayar Listrik, PLN Mobile Jalin Kolaborasi dengan MotionPay
Frans Handoko, Manager Subbidang Operasi dan Pemeliharaan Distribusi mengungkapkan, beberapa daerah di Kota Palembang yang sering terjadi padam akibat layang-layang diantaranya Keramasan, Sungai Hitam, dan Padang Selasa.
“Layang-layang menjadi momok bersama karena berkontribusi terhadap gangguan listrik. Terecord 62 kali pemadaman yg terjustifikasi akibat layang-layang. Keramasan, sungai hitam, padang selasa merupakan beberapa daerah krusial terjadinya pemadaman akibat layang-layang," ujar Frans, dikutip Rabu (12/7/2023).
"Bukan hanya tali layang-layang, badan layang-layang yang tersangkut juga dapat mengakibatkan kerusakan material jaringan liatrik yang efeknya lebih parah,” sambung Frans.
Baca Juga:
Mudahkan Pelanggan Bayar Listrik, PLN Mobile Jalin Kolaborasi dengan MotionPay
Dalam pertemuan tersebut, juga dilakukan simulasi pemadaman jaringan listrik yang disebabkan oleh layang-layang, pohon, serta tiang listrik oleh bidang K3L dan Keamanan PLN UID S2JB.
M Fadjar Warisman, Pejabat Operasi K3 dan Keamanan mengatakan, tali layang-layang berbahan konduktor sangat berbahaya baik bagi jaringan listrik dan juga nyawa, sementara badan layang-layang sangat berdampak pada pemadaman.
“Layang-layang berbahaya bukan hanya tali dan badannya. Anak-anak yang mengambil layangan tersangkut, bisa saja menggunakan bambu basah atau bahan lain berupa konduktor, jika terkena jaringan 20kV luar biasa berbahaya. Kalaupun selamat kemungkinan besar adalah cacat,” terang Fadjar.