Frans juga menyoroti pentingnya tanggung jawab media dalam menjaga harmoni sosial. Ia meminta lembaga penyiaran agar lebih berhati-hati dalam menayangkan konten hiburan.
“Media punya peran besar dalam membentuk opini publik. Jangan sampai kebebasan berekspresi berubah menjadi kebebasan menghina,” katanya.
Baca Juga:
Buka Puasa Bersama GP Ansor, Wagub Nyanyang: Pemuda Adalah Pewaris Masa Depan
Dalam kesempatan itu, Frans mendesak pihak Trans7 untuk menyampaikan permintaan maaf secara terbuka kepada masyarakat, terutama kepada kalangan pesantren. Menurutnya, langkah tersebut menjadi bentuk tanggung jawab moral sekaligus pembelajaran penting bagi dunia penyiaran di Indonesia.
“Permintaan maaf bukan tanda lemah, tapi bentuk kedewasaan dan penghormatan terhadap nilai-nilai bangsa. Kami ingin masalah ini disikapi dengan bijak, tanpa dendam, namun dengan kesadaran untuk tidak mengulang kesalahan serupa,” pungkasnya.
Dengan suara lantang dan sikap tegas, GP Ansor Muara Enim menegaskan bahwa pesantren adalah **tiang penyangga moral bangsa, benteng keislaman, dan penjaga NKRI.
Baca Juga:
Perkuat Sinergi Keumatan, Kemenag Kepulauan Seribu Terima Audiensi GP Ansor dan Fatayat NU
“Jangan pernah permainkan marwah pesantren, karena dari pesantrenlah lahir generasi penjaga negeri,” tutup Frans penuh makna.
(redaktur: Hendrik Isnaini R)