SUMSEL.WAHANANEWS.CO,Muara Enim – Tegas dan tanpa tedeng aling-aling, Ketua Pimpinan Cabang Gerakan Pemuda Ansor (GP Ansor) Kabupaten Muara Enim, Frans Irawan, angkat bicara soal tayangan di stasiun televisi Trans7 yang dinilai mengandung unsur pelecehan terhadap pesantren dan santri. Menurutnya, tayangan tersebut telah menyinggung harga diri umat Islam sekaligus merendahkan lembaga pendidikan pesantren yang selama ini menjadi benteng moral dan kebangsaan.
“Kami sangat prihatin dan menyesalkan tayangan tersebut. Bukan sekadar guyonan, tapi sudah mengarah pada pelecehan terhadap pesantren dan santri. Ini bukan hal sepele, karena pesantren adalah rumah bagi lahirnya generasi penerus bangsa yang berakhlak dan cinta tanah air,” ujar Frans dengan nada tegas, Jumat (17/10/2025).
Baca Juga:
Buka Puasa Bersama GP Ansor, Wagub Nyanyang: Pemuda Adalah Pewaris Masa Depan
Ia menegaskan bahwa pesantren tidak hanya tempat belajar agama, melainkan tempat pembentukan karakter bangsa. Dari pesantren lahir tokoh-tokoh pejuang, ulama, dan pemimpin bangsa yang menjadi penjaga nilai-nilai Pancasila serta keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
“Candaan yang menyerempet lembaga pesantren bukan bentuk kreativitas, tapi bentuk ketidaktahuan terhadap sejarah dan peran pesantren bagi negeri ini,” ucapnya. “Karena itu, kami menolak keras segala bentuk satire, parodi, atau narasi media yang merendahkan martabat pesantren.”
Frans menegaskan, GP Ansor Muara Enim akan mengawal isu ini hingga tuntas. Bagi Ansor, membela marwah pesantren bukan sekadar reaksi emosional, melainkan tanggung jawab moral terhadap lembaga yang telah melahirkan kader bangsa berintegritas.
Baca Juga:
Perkuat Sinergi Keumatan, Kemenag Kepulauan Seribu Terima Audiensi GP Ansor dan Fatayat NU
“Kami tidak akan tinggal diam ketika pesantren dilecehkan. Kami akan bersuara, tapi tetap dalam koridor hukum dan konstitusi,” tandasnya.
Lebih lanjut, ia mengimbau seluruh kader Ansor dan Banser di Kabupaten Muara Enim untuk tetap tenang dan tidak mudah terprovokasi. Namun, ia menegaskan pentingnya bersikap tegas dalam menyuarakan kebenaran.
“Kami tetap menjunjung tinggi etika, tapi jangan pernah salah mengartikan kesantunan kami sebagai kelemahan. Jika marwah pesantren diinjak, kami akan berdiri paling depan,” tegas Frans.
Frans juga menyoroti pentingnya tanggung jawab media dalam menjaga harmoni sosial. Ia meminta lembaga penyiaran agar lebih berhati-hati dalam menayangkan konten hiburan.
“Media punya peran besar dalam membentuk opini publik. Jangan sampai kebebasan berekspresi berubah menjadi kebebasan menghina,” katanya.
Dalam kesempatan itu, Frans mendesak pihak Trans7 untuk menyampaikan permintaan maaf secara terbuka kepada masyarakat, terutama kepada kalangan pesantren. Menurutnya, langkah tersebut menjadi bentuk tanggung jawab moral sekaligus pembelajaran penting bagi dunia penyiaran di Indonesia.
“Permintaan maaf bukan tanda lemah, tapi bentuk kedewasaan dan penghormatan terhadap nilai-nilai bangsa. Kami ingin masalah ini disikapi dengan bijak, tanpa dendam, namun dengan kesadaran untuk tidak mengulang kesalahan serupa,” pungkasnya.
Dengan suara lantang dan sikap tegas, GP Ansor Muara Enim menegaskan bahwa pesantren adalah **tiang penyangga moral bangsa, benteng keislaman, dan penjaga NKRI.
“Jangan pernah permainkan marwah pesantren, karena dari pesantrenlah lahir generasi penjaga negeri,” tutup Frans penuh makna.
(redaktur: Hendrik Isnaini R)