Ia juga menegaskan pentingnya peran masyarakat dalam memilah sampah sejak dari rumah. Sampah organik dan non-organik diharapkan dapat dipisahkan dari tingkat keluarga dan desa, sebelum masuk ke unit pengelolaan lanjutan.
“Kami ingin ini menjadi gerakan bersama. Dimulai dari rumah tangga, desa, hingga skala kabupaten. Jika sistem ini berjalan, Muara Enim bisa menjadi pionir pengolahan sampah menjadi energi di Sumatera Selatan,” ujarnya.
Baca Juga:
Perkuat Komitmen Listrik untuk Rakyat, PLN ULP Karawang Kota Hadir di Kegiatan PATEN
Dari sisi perencanaan wilayah, Pemkab Muara Enim juga telah memproyeksikan pemindahan TPA Bukit Kancil ke lokasi baru. TPA lama dinilai sudah mengganggu kenyamanan masyarakat karena berada dekat dengan kawasan permukiman. Relokasi tersebut diharapkan menjadi momentum penataan ulang sistem pengelolaan sampah yang lebih modern dan terintegrasi dengan proyek waste to energy.
Bagi Muara Enim yang selama ini mengandalkan sektor pertambangan sebagai tulang punggung ekonomi, proyek ini dipandang sebagai langkah diversifikasi menuju ekonomi hijau. Selain berpotensi mengurangi beban pengelolaan sampah, industri pengolahan sampah menjadi listrik diyakini mampu membangun rantai ekonomi baru dari hulu hingga hilir.
Jika seluruh aspek legal, teknis, dan pendanaan dapat dipenuhi, proyek ini diyakini akan menjadi tonggak baru transformasi pengelolaan sampah di Muara Enim, dari sekadar persoalan lingkungan menjadi sumber energi terbarukan dan penopang PAD daerah.
Baca Juga:
Hari Minggu, Kementerian ESDM Target Jaringan Listrik di Banda Aceh Pulih
(Redaktur: Hendrik Isnaini R)