Jika jalur kereta bisa dibuat dua track, mengapa fly over tidak bisa dibangun paralel?
Jika logistik batubara dianggap strategis nasional, mengapa keselamatan dan waktu warga tidak dianggap sama pentingnya?.
Opini ini kami tujukan langsung kepada PT Kereta Api Indonesia (PT KAI). Kami percaya, BUMN sebesar PT KAI tidak menutup mata terhadap dampak sosial operasionalnya.
Baca Juga:
Ketika Israel Gagal Move On dari Iran
Namun hari ini, yang kami rasakan justru sebaliknya: kereta terus melintas, warga terus menunggu. Kami berharap PT KAI tidak hanya menghitung tonase dan jadwal perjalanan, tetapi juga menghitung antrean, menghitung waktu warga, dan menghitung dampak sosial.
Fly over bukan kemewahan. Fly over adalah kebutuhan mendesak. Dengan fly over: Arus logistik tetap lancar, Produktivitas warga meningkat, Ekonomi daerah bergerak, dan Konflik sosial bisa dicegah. Ini solusi win-win. Tidak ada yang dirugikan, semua diuntungkan.
Muara Enim sudah cukup lelah. Tambang berhenti, warga terpukul. Sekarang kereta batubara padat, warga terjebak. Kami tidak ingin pembangunan hanya melaju di atas rel, sementara kehidupan rakyat berhenti di palang pintu. PT KAI masih punya kesempatan untuk mendengar. Pemerintah masih punya waktu untuk bertindak. Bangunlah fly over di setiap perlintasan. Bebaskan jalan kami. Karena ketika kereta batubara melaju, hidup warga tidak boleh berhenti.
Baca Juga:
Raih Opini WTP Sembilan Kali Berturut-turut, Walikota Jambi : Kolaborasi Untuk Kota Jambi Bahagia
(Redaktur: Hendrik Isnaini R)