"Ujung-ujungnya ini berdampak pada tidak optimalnya pelayanan kepada masyarakat," katanya.
Selain itu, Darmawan juga menemukan bahwa material/aset yang sudah terpasang, namun karena satu dan lain hal harus dikembalikan (material retur), juga belum terkelola melalui sistem digital dan masih dikelola secara manual.
Baca Juga:
Kalimantan Selatan Tuan Rumah, Ini Arti dan Makna Logo Resmi HPN 2025
"Apakah aset tersebut masih bisa digunakan di tempat lain (relokasi), atau sudah rusak tetapi masih bisa diperbaiki, atau bisa juga sudah tidak bisa digunakan lagi. Ini juga perlu dikelola dengan baik melalui sistem digital," terang dia.
Bergerak cepat, Darmawan langsung membentuk Tim Task Force Digitalisasi Pengelolaan Inventori untuk bisa segera menyelesaikan persoalan. Ia mengatakan perlu ada review dan laporan yang day to day agar pengawasan bisa lebih optimal.
Harapannya, kata Darmawan seluruh proses bisnis pengelolaan inventori di gudang PLN menjadi lebih simpel, rapi, proaktif dalam memastikan ketersediaan material dan akuntabel. Seluruh prosesnya juga dapat dimonitor mulai dari jajaran Direksi hingga petugas di lapangan. Dengan adanya perbaikan ini, dirinya meyakini pelayanan kepada masyarakat dapat berjalan lebih baik.
Baca Juga:
Pemkab Dairi Siap Dukung Gugus Tugas Polri Sukseskan Ketahanan Pangan
"Ke depan tidak ada lagi cerita di mana pelanggan tidak terlayani dengan cepat karena permasalahan dalam pengelolaan material," ujar Darmawan. [gab]