WahanaNews-Sumsel | Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyatakan sudah menyusun roadmap dalam produksi dan pengadaan listrik 10 tahun ke depan untuk memenuhi target Net Zero Emmision (NZE) di tahun 2030.
Roadmap ini disusun dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) yang kemudian disebut Green RUPTL.
Baca Juga:
PLN Icon Plus Hadirkan ICONNEXT, Pameran Futuristik Terbesar di Indonesia
Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan, dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM, Dadan Kusdiana menjelaskan, melalui rencana ini nantinya akan ada 40,9 gigawatt (GW) tambahan kapasitas listrik, yang 51,6 persennya sudah dialokasikan ke sumber energi terbarukan.
"Oleh karena itu, kami menyebut rencana ini sebagai Green RUPTL," kata Dadan dalam telekonferensi, Rabu (24/11/2021).
Dadan mengklaim bahwa Kementerian ESDM telah berada di Jalur yang tepat untuk memenuhi target pada 2030 mendatang.
Baca Juga:
PLN Icon Plus Hadirkan ICONNEXT, Pameran Futuristik Terbesar di Indonesia
Di mana, Kementerian ESDM pun saat ini juga masih mengembangkan roadmap untuk mencapai net zero emission.
"Roadmap ini mencakup beberapa aktivitas strategis yang juga mengembangkan energi baru terbarukan, dan aplikasi teknologi untuk mencapai netralitas karbon pada tahun 2060 mendatang," ujarnya.
Dadan pun memberikan contoh untuk meningkatkan penerapan energi terbarukan sebagaimana dirancang dalam roadmap tersebut.
Misalnya yakni dengan memperkenalkan penyimpanan daya baterai untuk kendaraan listrik, dan penerapan jaringan gas kota untuk kebutuhan rumah tangga.
"Kemudian ada juga energi nuklir dan juga energi hidrogen sebagai pengembangan energi baru terbarukan," kata Dadan.
Dadan meyakini bahwa pada 2060 mendatang, 100 persen dari listrik yang digunakan di Indonesia akan berasal dari energi terbarukan.
Karena itu, menurutnya akan ada tambahan hampir 600 GW yang sebagian besar akan berasal dari tenaga surya, dengan tujuan untuk bisa mencapai net zero emission pada 2060 tersebut.
"Tidak akan ada lagi pembangkit listrik batu bara yang baru di tingkat nasional. Karena (pembangkit listrik batu bara) yang ada sekarang pun kapasitasnya juga akan digantikan oleh energi terbarukan," ujarnya. [afs]