SUMSEL.WAHANANEWS.CO. Pagar Alam – Peringatan serius disampaikan Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Pagar Alam, Diky Aprizal, di tengah meningkatnya bencana hidrometeorologi di sejumlah wilayah Sumatera. Dalam beberapa hari terakhir, banjir dan longsor melanda Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat, dan kondisi ini menurutnya harus menjadi alarm kewaspadaan bagi Kota Pagar Alam.
Diky menekankan bahwa Pagar Alam memiliki kontur wilayah perbukitan dan sejumlah titik rawan longsor. Jika keseimbangan lingkungan terganggu, potensi bencana serupa sangat mungkin terjadi.
Baca Juga:
Kota Pagar Alam Menjadi Sorotan, Sekjen Kemhan RI Pastikan Pembangunan SMA Taruna Nusantara Segera Dimulai
“Bencana yang terjadi di Aceh, Sumut, dan Sumbar itu bukan tidak mungkin terjadi di Pagar Alam jika kita abai. Kerusakan lingkungan, pembukaan lahan tanpa kontrol, penebangan pohon, pendangkalan sungai, dan kebiasaan membuang sampah sembarangan adalah pemicunya,” tegas dia, Kamis (4/12/2025).
Diky menjelaskan bahwa DLH bersama pemerintah daerah terus memperkuat upaya pencegahan. Sejumlah program telah digencarkan, mulai dari kampanye penanaman sejuta pohon pinus, pemantauan titik rawan bencana, hingga edukasi lingkungan ke masyarakat.
Namun, ia menegaskan bahwa berbagai upaya tersebut tidak akan maksimal tanpa partisipasi aktif warga.
Baca Juga:
Gubernur Herman Deru Apresiasi Pemanfaatan Energi Hijau dan Soroti Eksploitasi Alam
“Kami terus berupaya, namun pemerintah tidak bisa bekerja sendiri. Kesadaran masyarakat sangat penting, jangan membuang sampah sembarangan, jaga kebersihan aliran sungai, dan ikut serta dalam gerakan penghijauan,” ujarnya.
Ia juga meminta masyarakat tetap waspada selama musim hujan, terutama bagi warga yang bermukim di bantaran sungai dan lereng bukit. Tanda-tanda awal bencana seperti retakan tanah, pohon miring, atau debit sungai meningkat harus segera dilaporkan.
Dikutip dari Berita Antara, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Sumatera Selatan merilis bahwa tiga daerah, Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU), Kota Pagar Alam, dan Kota Prabumulih telah menetapkan status siaga darurat bencana hidrometeorologi.
Kepala BPBD Sumsel, M. Iqbal Alisyahbana, menerangkan bahwa status ini penting untuk meningkatkan kesiapsiagaan menghadapi potensi banjir, longsor, hingga angin kencang yang diprediksi meningkat.
“Kamis ini (4/12/2025) akan digelar rakor membahas persiapan penetapan status siaga di tingkat provinsi. Semua personel, stakeholder hadir, termasuk TNI/Polri,” ujarnya.
Iqbal menambahkan bahwa penetapan status siaga mempercepat proses mitigasi, termasuk mobilisasi , peralatan, dan penyebaran logistik. Sejumlah bantuan sudah ditempatkan di titik prioritas dan rawan bencana untuk mempermudah distribusi saat keadaan darurat.
“Personel, peralatan, dan perlengkapan sudah siap. Logistik pun sudah disebar di daerah berisiko agar penanganan dapat dilakukan cepat saat terjadi bencana,” jelasnya.
Peringatan dari DLH Pagar Alam dan kesiapsiagaan BPBD Sumsel diharapkan mampu meningkatkan kewaspadaan kolektif. Diky menegaskan bahwa menjaga kelestarian lingkungan bukan hanya tugas pemerintah, melainkan tanggung jawab bersama.
Dengan sinergi dan kesadaran lingkungan yang terus ditingkatkan, Pagar Alam diharapkan dapat terhindar dari bencana serupa yang melanda daerah lain di Sumatera.
[Redaktur: Sobar Bachtiar]