SUMSEL.WAHANANEWS.CO,Muara Enim – PT Bukit Asam Tbk (PTBA) bersama Universitas Gadjah Mada (UGM) resmi meluncurkan pilot project alat produksi kalium humat, sebuah terobosan riset dan pengembangan yang menandai langkah baru dalam pemanfaatan batu bara berkalori rendah. Inovasi ini bukan hanya menggeser paradigma bahwa batu bara hanya sebatas sumber energi, tetapi juga membuka jalan bagi kontribusi sektor pertambangan terhadap ketahanan pangan nasional.
Kalium humat, produk turunan dari hilirisasi batu bara berfungsi sebagai pembenah tanah sekaligus pupuk hayati. Produk yang kelak akan dipasarkan dengan merek BA Grow ini hadir dalam dua bentuk, padat dan cair, dengan prospek sebagai solusi alternatif pengganti sebagian besar pupuk kimia yang selama ini menjadi ketergantungan petani.
Baca Juga:
Terkait Pengadaan Kakao Fiktif Rp7,4 Miliar, Dosen UGM Jadi Tersangka
Direktur Utama PTBA, Arsal Ismail, menegaskan bahwa proyek ini merupakan bukti keseriusan perusahaan dalam memberikan nilai tambah pada komoditas batu bara.
“Inisiatif ini membuktikan bahwa batu bara dapat diolah menjadi produk ramah lingkungan yang memberi manfaat langsung bagi masyarakat, khususnya petani. Langkah ini sejalan dengan agenda Presiden untuk mewujudkan swasembada pangan dan kemandirian ekonomi nasional,” ujarnya.
Menjawab Tantangan Pangan dengan Hilirisasi
Baca Juga:
Petaka KKN di Maluku: Cuaca Buruk Renggut Nyawa Dua Mahasiswa UGM
Hasil uji coba di sejumlah demplot memperlihatkan hasil menggembirakan. **Kalium humat terbukti mampu meningkatkan produktivitas panen hingga 30%**, menjaga kesuburan tanah dalam jangka panjang, serta menghemat penggunaan pupuk kimia hingga 50%. Efek ganda inilah yang menjadikan produk hilirisasi batu bara ini memiliki prospek cerah untuk mendukung agenda pemerintah dalam mewujudkan swasembada pangan.
Direktur Hilirisasi dan Diversifikasi Produk PTBA, Turino Yulianto, menyebut bahwa keberhasilan ini merupakan bagian dari strategi jangka panjang perusahaan dalam mendorong hilirisasi.
“Kalium humat adalah bukti bahwa hilirisasi tidak hanya sebatas energi, tetapi juga bisa masuk ke sektor pangan. Kami menyebutnya persembahan Bukit Asam untuk negeri,” katanya.