Lebih dari sekadar fasilitas, taman ini menjadi simbol perubahan cara pandang. Bahwa sebuah desa tak harus tertinggal dalam arus digitalisasi. Dengan ide kreatif, keterbatasan bisa diubah menjadi kekuatan.
Warga yang sebelumnya sulit berkomunikasi kini lebih mudah menjalin silaturahmi dengan keluarga di perantauan. Anak muda yang dulunya harus mencari sinyal hingga ke bukit, kini cukup duduk di taman sambil menikmati udara segar. Bahkan, kegiatan sosial seperti pengajian, diskusi komunitas, hingga pertemuan karang taruna kini lebih hidup berkat adanya ruang bersama yang representatif.
Baca Juga:
Muara Enim Gelar Peringatan Hari Ibu Ke-97, Perempuan Berdaya dan Berkarya Menuju Indonesia Emas 2045
Inspirasi untuk Desa Lain
Inovasi Desa Aur Duri ini memberi pesan kuat: pembangunan desa tidak hanya soal fisik semata, tetapi juga menyangkut pemberdayaan sosial dan akses teknologi. Dengan kombinasi ruang hijau dan fasilitas digital, “Beguyur Tebene” mampu menghadirkan wajah desa yang ramah, modern, sekaligus inspiratif.
Desa lain bisa mencontoh konsep ini dengan menyesuaikan kebutuhan dan potensi lokal. Jika setiap desa mampu melahirkan inovasi sederhana namun berdampak besar seperti ini, maka transformasi digital dan sosial di tingkat akar rumput akan semakin cepat terwujud.
Baca Juga:
Visi MEMBARA Jadi Nyata, Petani Muara Enim Terima Bantuan Pupuk 127,2 Ton
Kini, Desa Aur Duri telah menegaskan diri sebagai desa kreatif: menjaga budaya gotong royong, melestarikan alam, sekaligus beradaptasi dengan teknologi modern. “Beguyur Tebene” bukan hanya taman biasa, melainkan simbol perubahan yang memberi inspirasi bagi Nusantara.
(Redaktur: Hendrk Isnaini R)