WahanaNews-Sumsel | Pelaku usaha di sektor industri pariwisata perlu melakukan penyesuaian terhadap fasilitas yang dimilikinya. Ini diperlukan untuk merespons pergeseran tren wisata yang terjadi selama pandemi.
Kini, kegiatan trekking jadi tren wisata baru selama masa pandemi. Gaya wisata baru yang berbasis petualangan di alam ini makin populer saat ini.
Baca Juga:
Pemkab Dairi Siap Dukung Gugus Tugas Polri Sukseskan Ketahanan Pangan
Pegiat Trekking dari Whatravel Trekking Community M Arif Rahman mengatakan terdapat perubahan tren wisata saat pandemi COVID-19.
Wisatawan mulai beralih dari kunjungan ke tempat ramai ke kunjungan yang eksklusif. Selain trekking, beberapa gaya wisata yang jadi tren antara lain staycation, virtual tourism, hingga road trip.
"Wisata alam menjadi tren populer yang digemari masyarakat dalam kondisi new normal. Khususnya wisata alam yang berbasis petualangan seperti trekking, snorkeling, diving, hiking, dan sebagainya, karena wisata alam yang bersifat outdoor memberikan wisatawan keleluasaan lebih untuk menerapkan physical distancing," kata Arif dalam keterangannya, Minggu (7/11/2021).
Baca Juga:
Polsek Bagan Sinembah Gelar Kegiatan Launching Gugus Tugas Polri dan Ketapang.
Sebagai contoh trekking, saat ini sedang populer wisata curug atau trekking menuju air terjun. Hal ini menjadi daya tarik tersendiri, selain lokasi yang tidak begitu jauh dari Jakarta, masyarakat pun tidak perlu merogoh kocek yang dalam karena biayanya sangat terjangkau.
Di sisi lain, aktivitas trekking juga mendukung konsep wisata dengan pengurangan bahaya alias harm reduction. Salah satu contohnya ialah pengurangan bahaya terkait dengan kebiasaan merokok.
"Pendekatan harm reduction dekat dengan kehidupan kita. Khususnya saat traveling, kita perlu mengurangi bahaya terhadap lingkungan, kualitas udara, dan kenyamanan orang di sekeliling kita," kata Ketua Umum Koalisi Indonesia Bebas TAR (KABAR) Ariyo Bimmo. [non]