SUMSEL.WAHANANEWS.CO - Upaya kolaboratif untuk keberlanjutan lingkungan dan konservasi satwa liar kembali ditegaskan PT Pamapersada Nusantara (PAMA) lewat penyelenggaraan Media Gathering PAMA Group 2025 yang berlangsung selama tiga hari di Pratasaba Resort dan Pulau Sangalaki, Kalimantan Timur.
Acara yang dihelat pada 23–25 Juni ini diikuti lebih dari 85 peserta, terdiri dari 42 jurnalis—35 dari media lokal dan 7 dari media nasional, tiga diantaranya peserta dari Sumatera Selatan (Sumsel), serta perwakilan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalimantan Timur dan sejumlah anak perusahaan di bawah PAMA Group.
Baca Juga:
Jelang Kejurnas Grasstrack, Gubernur Deru Pastikan Arena JSC Siap Tuan Rumah
Dengan mengusung tema “Together for Wildlife: Advancing Green Sustainability with PAMA”, acara ini bukan sekadar ajang temu media, melainkan langkah strategis untuk membangun narasi bersama tentang pentingnya pelestarian keanekaragaman hayati di tengah tantangan industri ekstraktif.
Direktur PT Pamapersada Nusantara, Abdul Nasir Maksum, dalam sambutannya menegaskan bahwa media memainkan peran vital dalam menyuarakan isu-isu keberlanjutan dan konservasi lingkungan.
“Kemitraan dengan media bukan hanya soal membangun citra, tetapi tentang merancang masa depan bersama. Suara media adalah katalis perubahan,” ujarnya.
Baca Juga:
Dua Pemuda Pelopor Asal Muara Enim Hadiri Undangan Menteri Desa, Siap Dukung Pembangunan Desa
Salah satu puncak acara adalah pelepasan puluhan tukik (anak penyu hijau) di Pantai Pulau Sangalaki—sebuah kawasan konservasi penting yang menjadi habitat alami Chelonia mydas, spesies penyu yang dilindungi dan terancam punah.
Aksi ini bukan sekadar seremoni. Menurut Maidi Irvan, CSR Dept Head PAMA, kegiatan tersebut merupakan bagian integral dari Wildlife Conservation Program yang dijalankan perusahaan secara berkelanjutan.
“Kami ingin konservasi menjadi budaya, bukan kegiatan sesaat. Apa yang kami lakukan hari ini adalah simbol komitmen terhadap masa depan yang lebih hijau dan berkelanjutan,” jelasnya
Tak hanya kegiatan lapangan, acara ini juga diisi dengan sesi presentasi dari anak perusahaan seperti PT Kalimantan Prima Persada, PT Energia Prima Nusantara, dan PT Tuah Turangga Agung. Masing-masing memaparkan inisiatif dan tantangan yang mereka hadapi dalam menerapkan prinsip-prinsip keberlanjutan di daerah operasional.
Menariknya, media gathering ini juga menghadirkan sesi pelatihan eksklusif bersama jurnalis lingkungan senior yang membahas teknik peliputan konservasi, etika jurnalistik, serta membangun narasi perubahan berbasis data dan empati.
Bagi PAMA Group, keberhasilan upaya konservasi dan keberlanjutan bisnis bukan hanya tanggung jawab internal, melainkan hasil dari sinergi dengan berbagai pemangku kepentingan. Oleh karena itu, perusahaan terus memperkuat hubungan dengan media, masyarakat, dan lembaga pemerintah.
Melalui Media Gathering 2025, PAMA tak hanya menyampaikan cerita tentang apa yang telah mereka lakukan, tapi juga mengajak semua pihak menjadi bagian dari perjalanan panjang menuju industri tambang yang bertanggung jawab dan berwawasan lingkungan.
[Redaktur: Hendrik Isnaini Raseukiy]