WahanaNews-Sumsel | Indonesia kembali menerima vaksin jenis baru, yakni 134.500 dosis vaksin Covovax, yang tiba di tanah air pada Sabtu 27 November 2021 kemarin. Rencananya akan ada 10 juta dosis vaksin Covovax yang akan datang ke Indonesia.
Kedatangan vaksin ini merupakan kedatangan tahap-135 untuk memperkuat program vaksinasi nasional dan mencapai herd immunity.
Baca Juga:
PLN Icon Plus Hadirkan ICONNEXT, Pameran Futuristik Terbesar di Indonesia
Plt Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan Maxi Rein Rondonuwu menjelaskan vaksin Covovax merupakan jenis vaksin COVID-19 dengan platform protein sub unit. Vaksin memiliki protein yang direkayasa dari urutan genetik SARS-CoV-2 kemudian ditambahkan dengan matriks m berbasis saponin.
"Penyediaan vaksin dilakukan beberapa strategi, yakni bilateral, multilateral, serta eksplorasi dari kemampuan produksi dalam negeri," kata Maxi dalam keterangan yang dirilis Indofarma, Minggu (28/11/2021).
Maxi juga menambahkan, hingga 26 November 2021, Indonesia telah menerima vaksin lebih dari 317 juta dosis dari kebutuhan totalnya 412 juta dosis.
Baca Juga:
PLN Icon Plus Hadirkan ICONNEXT, Pameran Futuristik Terbesar di Indonesia
"Diharapkan pada akhir tahun, 75% tercapai untuk dosis satu dan 65 persen untuk dosis dua, " kata Maxi.
Berdasarkan data diperoleh Kemenkes, tingkat keamanan dan efikasi dari vaksin ini dalam mencegah virus COVID-19 sebesar 89,7% terhadap virus Alpha atau B.1.1.7 dan 96,4% terhadap virus varian non B.1.1.7.
Pada hari yang sama, Indonesia juga kedatangan vaksin tahap 132, 133, dan 134 sehingga pada hari Sabtu kemarin terdapat empat tahap kedatangan dengan jumlah lebih 3,5 juta dosis.
Dalam keterangan yang sama, Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G Plate mengatakan datangnya vaksin Covovax dilakukan sebagai wujud strategi pemerintah untuk memenuhi stok kebutuhan vaksin secepat mungkin. Pemerintah juga ingin menghindari risiko kehabisan stok agar akselerasi program vaksinasi bisa terus terjaga, dan herd immunity cepat segera terbangun.
Johnny memaparkan, saat ini ada sebelas jenis vaksin COVID-19 yang sudah mendapatkan izin penggunaan darurat dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) bisa menjadi opsi dalam pelaksanaan vaksinasi dosis ketiga atau booster pada 2022.
Johnny menegaskan, perlu ada kerja sama semua pihak agar dapat mempercepat kelompok lansia yang divaksinasi. Johnny menyebut, kelompok lansia memiliki risiko kematian tertinggi jika terinfeksi COVID-19. maka dari itu perlu dilindungi.
"Bersamaan dengan itu, pemerintah tak lupa mengingatkan kepada masyarakat untuk tetap menjaga protokol kesehatan, termasuk membatasi mobilitas dalam rangka mencegah terjadinya lonjakan kasus," ujar Johnny. [afs]