Sumsel.WahanaNews.co | Antrean warga Kabupaten Lahat, Sumatera Selatan mengular hingga lebih dari satu kilometer demi mendapatkan minyak goreng pada operasi pasar yang digelar Pemkab Lahat di GOR Bukit Telunjuk, Rabu (9/3/2022).
Namun banyak warga yang tidak kebagian. Aksi saling dorong pun terjadi hingga pagar GOR hampir rubuh.
Baca Juga:
RSUI-Sania Royale Rice Band, Seminar Atasi Stroke dengan Gamma Oryzanol: Metode Memasak Minyak Goreng Sehat
Melati (27), salah satu warga yang ikut dalam antrian tersebut kemarin mengatakan, dirinya rela jauh pergi ke GOR karena sulit mendapatkan minyak goreng. Kalaupun ada, harga yang dipatok sangat mahal melebihi ketentuan Harga Eceran Tertinggi (HET) yang ditetapkan oleh pemerintah Rp14 ribu.
"Ada yang diam-diam menjual Rp20ribu per liter. Kadang saya beli karena tidak ada pilihan lain. Kemarin sudah mengantri pun akhirnya tidak dapat karena kehabisan," ujar dia.
Kepala Dinas Perdagangan Lahat Fikriansyah mengatakan, operasi pasar digelar untuk mencegah para pengecer menjual minyak goreng dijual lebih dari HET yang ditentukan. Dirinya berujar, kelangkaan memang terjadi di tingkat distributor.
Baca Juga:
P3PI Dorong Peningkatan Standar Higienis di Pabrik Kelapa Sawit menuju Kelayakan Food Grade
"Bukan karena ada penimbunan tapi karena stok, bahkan dari distributor beberapa yang sudah kita cek kemarin sedang kosong," ujar dia.
Ketua Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Lahat Raya Sanderson Syafei berujar, prosedur operasi pasar yang dilakukan Pemkab Lahat kemarin berpotensi menyebabkan penyimpangan. Pelaksanaan operasi pasar yang difokuskan di satu lokasi akan memancing keramaian dan penumpukan
"Harusnya operasi pasar yang baik dilakukan mulai di tingkat RT atau kelurahan hingga distribusi ke masyarakat lebih transparan dan bisa dipertanggungjawabkan. Dilakukan secara bergantian setiap kelurahan dan yang berdomisili di desa itu saja yang boleh mengambilnya," ujar dia.