SUMSEL.WAHANANEWS.CO,Muara Enim - Wakil Bupati Muara Enim, Hj. Sumarni, menegaskan bahwa keberhasilan program pengolahan sampah berkelanjutan tidak akan tercapai tanpa keterlibatan langsung masyarakat di tingkat desa. Menurutnya, perubahan besar justru harus dimulai dari langkah paling sederhana yakni memilah sampah dari rumah tangga.
“Kita ingin sampah menjadi berkah, bukan musibah, mulailah pengelolaan sampah dari desa. Dari keluarga, dari dapur, dari halaman rumah kita sendiri,” ujar Sumarni, saat menerima Audiensi Pengurus Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Muara Enim di ruang kerjanya, Rabu 24 Desember 2025.
Baca Juga:
Buruh Mau Demo ke Istana, Tolak Upah Minimum Bakal Naik Cuma 4%
Ia menekankan pentingnya pemilahan sampah organik dan non-organik sejak dari sumbernya. Sampah organik dapat diolah menjadi kompos atau bahan baku energi, sementara sampah non-organik yang masih memiliki nilai jual dapat disalurkan ke bank sampah atau unit daur ulang di desa.
Sumarni menilai, selama ini TPA hanya menjadi tempat pembuangan akhir, dan belum maksimal dalam proses menjadi nilai tambah. Akibatnya, sampah menumpuk, menimbulkan masalah kesehatan, bau, dan konflik sosial dengan warga sekitar.
“Kita ingin mengubah pola lama itu. Sampah tidak lagi berakhir di TPA, tapi diproses secara bertahap. Dari desa, kecamatan, hingga akhirnya masuk ke unit hilirisasi seperti pengolahan menjadi energi listrik,” katanya.
Baca Juga:
Airlangga Usul Dewan Nasional Kesejahteraan Keuangan, Ekonomi Keluarga Jadi Fokus
Lebih jauh, Wabup melihat pengelolaan sampah sebagai peluang ekonomi desa. Jika dikelola dengan baik, kegiatan pemilahan, pengumpulan, dan pengolahan dapat membuka lapangan kerja baru bagi masyarakat desa, mulai dari pengelola bank sampah, pelaku UMKM daur ulang, hingga operator unit pengolahan.
“Bayangkan jika setiap desa memiliki unit bank sampah yang aktif. Nilainya bukan hanya lingkungan yang bersih, tetapi juga ada perputaran ekonomi di tingkat bawah. Inilah ekonomi sirkular yang ingin kita bangun di Muara Enim,” jelasnya.
Sumarni juga mengaitkan program ini dengan visi pengentasan kemiskinan. Menurutnya, pengelolaan sampah yang terstruktur dari hulu ke hilir dapat menjadi sumber pendapatan tambahan bagi keluarga, terutama di desa-desa yang selama ini minim akses lapangan kerja.
“Kita ingin masyarakat tidak hanya diminta buang sampah pada tempatnya, tapi juga diajak mendapatkan manfaat dari sampah itu sendiri,” tegasnya.
Ia berharap, kolaborasi antara Pemkab Muara Enim, KADIN, pemerintah desa, dan masyarakat dapat menjadi fondasi kuat untuk membangun sistem pengelolaan sampah terpadu yang berujung pada hilirisasi, termasuk waste to energy.
“Kalau desa bergerak, kecamatan siap, dan kabupaten memfasilitasi, maka Muara Enim bukan hanya bersih, tetapi mandiri secara energi dan ekonomi,” pungkasnya.
(Redaktur: Hendrik Isnaini R)