Pada operasi pasar jilid kedua ini, pemprov juga menjual kebutuhan pokok penting lainnya dengan harga murah, yakni beras medium Rp9.000 per kg dengan kuota 60 ton, gula pasir Rp12.500 per kg dengan kuota 1 ton dan beras bervitamin Rp15.000 per kg dengan kuota 500 kg.
Manajer Operasional PT Indo Karya Internusa, Liana mengatakan pihaknya menyalurkan minyak goreng dengan harga murah ke warga Sumsel ini untuk mengikuti arahan dari Kementerian Perdagangan bagi para distributor.
Baca Juga:
RSUI-Sania Royale Rice Band, Seminar Atasi Stroke dengan Gamma Oryzanol: Metode Memasak Minyak Goreng Sehat
Sejak November 2021, perusahaan ini menyalurkan minyak goreng dengan harga Rp14.000 per liter di Sumatera Utara dan Sumatera Selatan. “Total yang kami siapkan ada 1 juta ton, dan sebagian sudah tersalurkan di Sumsel dan Sumut,” kata Liana. Riana, salah seorang warga Alang-Alang Lebar, mengatakan berterima kasih atas adanya operasi pasar ini karena sempat membeli minyak goreng seharga Rp25.000 per liter pada akhir tahun lalu.
“Saat ini memang sudah turun jadi Rp18.000 per liter untuk merek Fortune, tapi itu masih mahal dari biasanya Rp12.000 per liter,” kata dia. Gubernur Sumsel Herman Deru yang turut menyaksikan operasi pasar di Pasar Alang-Alang Lebar itu mengharapkan gejolak harga minyak goreng ini dapat teratasi mengingat Sumsel merupakan daerah penghasil CPO.
“Ini ada suatu ironi, bagaimana suatu daerah yang menghasilkan CPO, justru minyak goreng di sini mahal. Saya meminta ada kebijakan dari pemerintah pusat, salah satunya operasi pasar ini,” kata Herman Deru.
Baca Juga:
P3PI Dorong Peningkatan Standar Higienis di Pabrik Kelapa Sawit menuju Kelayakan Food Grade
Ia pun menggingatkan para eksportir minyak sawit untuk lebih mengutamakan kepentingan dalam negeri, atau tidak sebatas mengejar keuntungan. “Memang harga ekspor sedang bagus, tapi juga dipikirkan warga yang menjadi tempat penghasil sawit ini. Mereka juga ingin menikmati harga minyak goreng yang murah,” kata Herman Deru.
Harga komoditas minyak goreng menjadi sorotan karena melonjak sejak sejak awal Desember. Puncaknya pada akhir tahun 2021 yang sempat menyentuh Rp25.000 per liter. Namun, memasuki awal pekan tahun 2022, harga bergerak turun di pasaran tradisional Palembang, yang mana saat ini menyentuh kisaran Rp18.000-19.000 per liter.[gab]