SUMSEL.WAHANANEWS.CO,Muara Enim - Kabupaten Muara Enim kembali menorehkan catatan penting dalam peta pariwisata nasional. Rabu malam (3/9/2025), ribuan pasang mata menyaksikan pembukaan spektakuler Karang Asam Festival (KAF) 2025 di Lapangan Karang Asam, Kecamatan Lawang Kidul Kabupaten Muara Enim Sumatera Selatan.
Festival yang mengangkat tema “Labyrinth of Culture” ini dibuka langsung oleh Gubernur Sumatera Selatan, H. Herman Deru, dan disambut dengan antusiasme luar biasa dari masyarakat Bumi Serasan Sekundang maupun daerah tetangga.
Baca Juga:
Tradisi Terbangkan Balon Udara, Kemenhub Dapat Laporan 19 Pilot Terganggu
Karang Asam Festival bukan sekadar agenda rutin, melainkan kini telah menjadi kebanggaan masyarakat Muara Enim. Bahkan, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI telah menetapkan KAF sebagai bagian dari 110 Karisma Event Nusantara (KEN) 2025, menjadikannya salah satu event unggulan yang mampu mengharumkan nama Sumatera Selatan di kancah nasional.
Dalam kesempatan itu, Asisten Deputi Event Daerah Kemenparekraf RI, Reza Pahlevi, mengaku kagum dengan transformasi KAF. Dari yang mulanya hanya digelar di tingkat kecamatan, kini mampu naik kelas menjadi festival budaya yang dilirik publik nasional.
“Saya memberikan apresiasi kepada Pemkab Muara Enim dan pemuda Karang Asam yang mampu mengemas acara ini dengan luar biasa. Festival ini bukan hanya hiburan, tetapi juga mendorong pertumbuhan ekonomi sekaligus melestarikan budaya yang menjadi warisan leluhur,” ujarnya.
Baca Juga:
34 Sanggar Musik Bambu Meriahnya Festival SADA AWI 2024
Sementara itu, Bupati Muara Enim, H. Edison, menegaskan bahwa KAF adalah festival berbasis masyarakat lokal pertama dan satu-satunya di Sumsel. Menurutnya, semangat gotong royong warga menjadi kunci sukses terselenggaranya acara besar ini.
“Selain sebagai ajang silaturahmi, festival ini juga menjadi ruang promosi UMKM lokal. Tahun ini ada 106 tenant kuliner dan produk kreatif khas Bumi Serasan Sekundang yang ikut serta. Harapan saya, festival ini bisa menjadi pemantik bagi kecamatan lain untuk menghadirkan kegiatan serupa,” ungkapnya.
Tak hanya menampilkan kesenian tradisional, parade budaya, dan hiburan rakyat, pembukaan KAF 2025 juga dirangkai dengan penyerahan Hak Kekayaan Intelektual (HKI) Komunal atas tradisi Kupik Mandi Kayik, sebuah tradisi khas Muara Enim yang kini telah tercatat secara resmi di Kementerian Hukum dan HAM. Penyerahan piagam dilakukan oleh Kanwil Hukum Sumsel kepada Bupati Muara Enim, menambah legitimasi nilai budaya daerah ini di panggung nasional.
Atmosfer kemeriahan terasa sejak sore hari. Ribuan pengunjung memadati area Lapangan Karang Asam. Lampu-lampu hias, panggung megah, hingga suguhan tarian kolosal dengan nuansa budaya lokal menjadi magnet yang memukau penonton. Sorak sorai masyarakat semakin menegaskan bahwa KAF bukan hanya milik Muara Enim, tetapi juga Sumatera Selatan bahkan Indonesia.
Dengan berlangsungnya festival dari 3 hingga 7 September 2025 ini, Muara Enim menunjukkan keseriusannya dalam menempatkan diri sebagai destinasi wisata budaya dan ekonomi kreatif. Jika dikelola konsisten dan berkesinambungan, bukan mustahil Muara Enim kelak dikenal bukan hanya sebagai daerah tambang dan energi, melainkan juga sebagai ikon wisata budaya nasional.
(Redaktur: Hendrik Isnaini R)