WahanaNews-Sumsel | Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Mendes PDTT), Abdul Halim Iskandar menyatakan Duta Desa Cerdas menjadi kunci keberlanjutan program smart village. Untuk itu Duta Desa Cerdas harus memilki kemampuan dalam memahami konsep, teori, hingga implementasi smart village di wilayah masing-masing.
“Saya meminta program smart village ini menjadi program berkelanjutan. Tidak berhenti setelah program selesai. Jangan sampai saat program berjalan menyandang status desa cerdas, namun setelah program selesai, selesai juga cerdasnya, itu jangan sampai terjadi,” ujar Abdul Halim Iskandar saat membuka Bimbingan Teknis Duta Digital Smart Village, Program Penguatan Pemerintahan dan pembangunan desa di Jakarta, Rabu (15/12/2021).
Baca Juga:
Netanyahu Resmi Jadi Buronan Setelah ICC Keluarkan Surat Perintah Penangkapan
Gus Halim-sapaan akrab Abdul Halim Iskandar-mengatakan sudah terlalu sering gagasan atau ide bagus hanya berjalan saat ada program. Namun saat selesai program, gagasan atau ide bagus tersebut ikut juga terhenti. Padahal gagasan tersebut bisa jadi sangat bermanfaat bagi masyarakat jika terus berlanjut di lapangan. “Karena kita sudah terlalu terbiasa menghadapi situasi-situasi seperti itu, contoh-contoh enggak bagus seperti itu. Saya berharap Program Smart Village ini implementasinya di lapangan disiapkan betul sehingga sampai kapan pun terus berjalan,” sambungnya.
Dia menegaskan bahwa Kunci keberhasilan program smart village ada di peserta atau duta digital yang sedang mengikuti bimbingan teknis. Menurutnya, jika setiap duta digital yang hari ini mengikuti bimtek kemudian bikin tim dan melatih warga di masing-masing desa, maka program smart village akan bisa berkelanjutan walaupun program sudah selesai. “Jadi kita ini semakin lebar, dari satu jadi lima, lima jadi dua puluh lima, terus sampai di lima desa itu terbangun sebuah iklim, sebuah suasana yang utuh untuk mendukung yang terkait dengan perwujudan desa cerdas,” ujarnya.
Oleh karena itu, ia berharap kepada seluruh duta digital ini dapat melaksanakan apa yang menjadi tugas masing-masing duta dengan sebaik-baiknya. “Saya yakin, kemanfaatannya akan sangat berlipat, karena kondisi hari ini memang masyarakat harus melek digital, sehingga menuju smart village itu kan harus melek digital dulu,” tuturnya.
Baca Juga:
Polisi Tembak Polisi di Solok Selatan, Kasus Masih dalam Penyelidikan
Untuk diketahui, saat ini Jumlah duta desa digital sebanyak 48 orang. Nantinya, 48 duta digital yang berasal dari 18 kabupaten ini akan menangani lima desa. Selain itu, duta digital program smart village ini akan melatih warga desa untuk dijadikan sebagai duta desa di masing-masing desa yang ia tangani.
Desa Cerdas, merupakan konsep yang diadopsi dari konsep Smart City. Tentu dengan dilakukan pelokalan pada komponen-komponen dan indikator-indokatornya, yang lebih cocok dengan konteks desa dan kalurahan. Desa Cerdas adalah Desa yang mampu meningkatkan kesejahteraan dan kualitas hidup masyarakat melalui pemanfaatan teknologi dalam berbagai aspek pembangunan desa. "Desa Cerdas bukan sekedar berkait dengan digitalisasi, Desa Cerdas berkaitan dengan dimensi lingkungan, infrastruktur dan mobilitas warga, tata kelola pemerintahan desa, ekonomi warga, kualitas hidup warga desa, serta keterampilan dan inovasi warga desa, Smart Environment, Smart Mobility, Smart Government, Smart Economy, Smart Living, dan Smart People," kata Gus Halim.
Desa Cerdas menjadi kerangka kerja untuk membangun akuntabilitas, peran, dan otoritas pengambilan keputusan untuk organisasi berbasis digital melalui media situs web, seluler, media sosial, dan produk serta layanan lain yang didukung oleh jaringan internet dan web. Turut mendampingi Gus Halim yakni Sekjen Kemendes PDTT, Taufik Madjid, Staf Khusus Menteri, Abdul Malik Haramain dan Plt Kepala Badan Pengembang Informasi Kemendes PDTT, Razali. [afs]