“Bayangkan, satu penderita TB bisa menularkan penyakitnya ke 10 hingga 15 orang lain. Jika kita biarkan 1.700 penderita tanpa pengobatan, berapa banyak lagi yang akan terjangkit? Inilah alasan mengapa gerakan dari desa sangat penting,” tegasnya dengan nada emosional.
Gerakan Nyata, Bukan Seremoni
Baca Juga:
300 Offroader Padati Bukit Munggu, Jalur Adventure Baru Resmi Diuji Komunitas Trail
Perwakilan Adinkes Pusat, drg. Kristi Wathini, mengapresiasi langkah berani Dinas Kesehatan Muara Enim. Ia menyebut 150 Desa Siaga TB ini sebagai tonggak perubahan dan teladan nasional.
“Semoga ini bukan hanya seremoni, tapi benar-benar menjadi gerakan nyata yang menggugah kesadaran masyarakat. Kami percaya Muara Enim bisa menjadi contoh bagi kabupaten dan kota lain di Indonesia,” ucapnya penuh optimisme.
Selain TB, dr. Eni juga menyinggung pentingnya edukasi untuk pencegahan AIDS dan malaria. Menurutnya, penularan HIV/AIDS sering kali seperti fenomena gunung es kasus yang terlihat sedikit, tetapi yang tersembunyi jauh lebih banyak. Pencegahan, katanya, harus dimulai dari edukasi, perilaku hidup sehat, dan kesetiaan terhadap pasangan.
Baca Juga:
Bupati Muara Enim Edison Tegaskan Dukungan Penuh Jaga Desa: Bangun Desa Lebih Cepat, Transparan, dan Tepat Sasaran
Bupati Edison: “Kita Bergerak Bersama, Demi Generasi Sehat Muara Enim”
Dalam sambutannya, Bupati Muara Enim H. Edison, menyampaikan rasa bangganya terhadap kinerja Dinkes yang terus berinovasi. Ia menegaskan bahwa gerakan Desaku Libas TB Membara merupakan bagian dari visi besar kepemimpinan Muara Enim yang proaktif dalam pelayanan kesehatan masyarakat.
“Baru 100 hari kerja, Dinkes sudah melahirkan gebrakan besar seperti Mobil Cekling, Desa Kawasan Tanpa Rokok, hingga Bus MCU dari RSUD dr. HM Rabain. Ini bukti nyata bahwa pelayanan kesehatan bukan hanya wacana,” kata Edison disambut tepuk tangan peserta.