“PAMA telah membuka jalan bagi kami. Kini tugas kami untuk menjaga semangat ini tetap hidup. Kami ingin Desa Keban Agung dikenal tidak hanya sebagai wilayah tambang, tetapi juga sebagai pusat batik yang mengangkat budaya lokal,” tutur Fajrol.
Melalui kegiatan ini, PAMA menegaskan kembali posisinya sebagai perusahaan yang tidak hanya berorientasi pada keuntungan, tetapi juga pada dampak jangka panjang bagi masyarakat. Pelatihan membatik menjadi salah satu bentuk nyata dari visi sustainability yang memadukan aspek ekonomi, sosial, dan budaya untuk masa depan yang lebih baik.
Baca Juga:
PT Basic Internasional Sumatera, Mengajukan Paspor Bagi Karyawan Untuk Pelatihan Ke China
(Redaktur: Hendrik Isnaini Raseukiy)