SUMSEL.WAHANANEWS.CO,Muara Enim - Komitmen PT Pamapersada Nusantara (PAMA) dalam mewujudkan pembangunan berkelanjutan atau sustainability tidak hanya diwujudkan melalui praktik pertambangan yang bertanggung jawab, tetapi juga melalui upaya konkret di bidang sosial dan ekonomi masyarakat. Salah satunya, diwujudkan melalui program pelatihan membatik bagi kelompok ibu-ibu PKK di Desa Keban Agung, Kecamatan Lawang Kidul, Kabupaten Muara Enim.
Kegiatan yang diikuti oleh 10 peserta ini menjadi bagian dari inisiatif PAMA dalam memperkuat pilar sosial dalam program Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya terkait pemberdayaan perempuan, penciptaan lapangan kerja, dan pelestarian budaya lokal. Pelatihan dilaksanakan di Balai Desa Keban Agung dan mendapat sambutan hangat dari pemerintah desa dan masyarakat setempat.
Baca Juga:
PT Basic Internasional Sumatera, Mengajukan Paspor Bagi Karyawan Untuk Pelatihan Ke China
CSR Section Head PAMA, Danang Prakoso, menjelaskan bahwa pelatihan ini merupakan langkah strategis untuk memperluas kontribusi perusahaan terhadap pembangunan yang inklusif dan berkelanjutan.
“Bagi PAMA, sustainability bukan hanya soal lingkungan dan efisiensi operasional, tapi juga bagaimana kami bisa berkontribusi terhadap kemandirian masyarakat di sekitar area operasional kami. Pelatihan membatik ini kami harapkan menjadi cikal bakal tumbuhnya usaha kreatif yang berbasis pada potensi lokal dan budaya daerah,” ungkap Danang, didampingi oleh Devita Sari Sirait, CSR Officer PAMA, Selasa (8/7/2025).
Selain mendukung kemandirian ekonomi, pelatihan ini juga mengusung misi pelestarian budaya. Batik, sebagai warisan budaya Indonesia, dinilai memiliki potensi besar untuk dikembangkan di tingkat desa, sekaligus menjadi produk unggulan yang bisa mengangkat identitas lokal Keban Agung.
Baca Juga:
Perkuat Budaya K3, PLN UP3 Bekasi Lakukan Pelatihan Satuan Pengamanan
“Kami ingin program ini tidak berhenti pada pelatihan. Harapan kami, ke depan akan muncul unit usaha batik yang mampu berproduksi mandiri, memiliki pasar sendiri, bahkan bisa menjadi produk ekspor dari desa,” tambah Devita.
Kegiatan ini juga melibatkan Ahmad Syahdan, Ketua UMKM Batik Kujur, sebagai pelatih. Ia memberikan materi tidak hanya tentang teknik membatik, tetapi juga tentang bagaimana membangun usaha batik dari nol hingga berorientasi pasar. Ahmad menekankan pentingnya kesinambungan, kreativitas, dan kolaborasi lintas sektor dalam membangun usaha berbasis budaya.
Kepala Desa Keban Agung, Fajrol Bahri, menyampaikan apresiasi tinggi atas dukungan PAMA. Ia melihat pelatihan ini sebagai peluang besar dalam mengubah wajah ekonomi desa, terutama dalam memberdayakan kaum perempuan.