SUMSEL.WAHANANEWS.CO,Muara Enim — Tak perlu menunggu janji manis birokrasi, dua perusahaan tambang raksasa PT Bara Anugrah Sejahtera (BAS) dari Titan Group dan PT Manambang Muara Enim (MME) langsung bertindak nyata. Merespons kondisi jalan negara yang rusak parah di Desa Pulau Panggung, Kecamatan Tanjung Agung Kabupaten Muara Enim Sumatera Selatan, keduanya turun ke lapangan, memimpin aksi gotong royong bersama warga demi perbaikan infrastruktur vital.
Kerusakan jalan di sepanjang jalur utama desa telah lama menjadi keluhan masyarakat. Lubang menganga, genangan air, hingga potensi kecelakaan mengintai setiap pengguna jalan. Tak ingin terus menunggu, Kepala Desa Pulau Panggung mengambil inisiatif mengirimkan surat permohonan kepada PT BAS.
Baca Juga:
Dukung Pertumbuhan Ekonomi, 90,85 Persen Jalan Nasional di Kalimantan Tengah Mantap Dilalui
Hasilnya? Respons cepat dan konkret. Tanpa banyak basa-basi, PT BAS menggandeng PT MME untuk bersama mengerahkan alat berat dan material batu krokos. Sejumlah titik kritis di sepanjang jalan nasional mulai ditimbun dan diratakan, diwarnai semangat gotong royong antara pekerja tambang dan warga desa.
“Kami tak bisa tutup mata. Jalan ini adalah akses kehidupan warga. Sudah seharusnya kami hadir untuk membantu, karena perusahaan besar harus punya hati besar,” ujar Humas PT BAS, Akwam, mewakili Kepala Teknik Tambang Pangihutan Siboro, Selasa (29/7/2025).
Apa yang dilakukan dua perusahaan ini bukan sekadar CSR, tapi bentuk kepedulian sosial yang menyentuh langsung kebutuhan masyarakat. Tak hanya memperbaiki jalan, aksi ini memperbaiki kepercayaan antara industri dan rakyat.
Baca Juga:
Bupati Lampung Timur Imbau Warga Gelar Takbir Keliling di Lingkup Desa
Kepala Desa Pulau Panggung,Syafri AR pun tak menyembunyikan rasa terima kasihnya.
“Akhirnya, ada yang benar-benar peduli. Kami salut dan bangga karena perusahaan tidak tinggal diam. Ini bukti nyata, bukan sekadar janji,” ujarnya dengan penuh antusias.
Warga yang ikut bergotong royong bahkan menyebut ini sebagai ‘hari pembebasan’ dari penderitaan akibat jalan rusak. Anak sekolah, pedagang, hingga petani kini bisa beraktivitas lebih aman dan lancar.
Tak hanya memudahkan mobilitas, perbaikan jalan ini berdampak langsung pada roda ekonomi desa. Distribusi barang, hasil kebun, dan akses ke layanan publik jadi lebih cepat dan efisien.
Langkah kolaboratif ini sekaligus menjadi sinyal bahwa perusahaan tambang yang beroperasi di daerah tidak boleh berorientasi pada profit semata. Kesejahteraan masyarakat sekitar tambang harus jadi prioritas.
PT BAS dan PT MME menunjukkan, ketika industri dan rakyat bersatu, maka pembangunan bukan sekadar wacana, tapi benar-benar nyata.
(Redaktur: Hendrik Isnaini R)