WahanaNews-Sumsel | Pemerintah Kota Palembang tengah mematangkan pembangunan pengolahan sampah menjadi energi listrik (PSEL). Setidaknya dibutuhkan 1.000 ton sampah per hari sehingga mampu menyelesaikan fenomena sampah berserakan di sudut kota.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Palembang, Akhmad Mustain mengungkapkan, proyek PSEL rencananya dimulai akhir 2022 dan beroperasi pada 2024. Pembangunannya di atas lahan 22 hektare di TPA Sukawinatan yang bekerjasama dengan PT Indo Green Power.
Baca Juga:
Urgensi Krisis Iklim, ALPERKLINAS Apresiasi Keseriusan Pemerintah Wujudkan Transisi Energi Bersih
"Akhir tahun ini mulai dibangun, rampungnya 2024 dan dioperasikan pada tahun itu juga," ungkap Mustain, Jumat (26/8).
Dia menjelaskan, perusahaan itu tengah menyusun analisis dampak lingkungan (Amdal) dan perjanjian jual beli listrik (PJBL) dengan PLN. Sementara Pemkot Palembang masih menunggu naskah akademik yang nantinya dibahas di tingkat legislatif.
"Jika sudah terbangun, maka Palembang akan menjadi kota ketiga setelah Surabaya dan Solo yang memiliki PSEL," ujarnya.
Baca Juga:
Di COP29, PLN Perluas Kolaborasi Pendanaan Wujudkan Target 75 GW Pembangkit EBT 2030
Akhmad mengungkapkan, energi listrik yang dihasilkan dari pengolahan sampah cukup besar, yakni 20 megawatt. Untuk memenuhi teknologi insinerator, setidaknya dibutuhkan 1.000 ton sampah per hari.
Kebutuhan sampah itu belum tercukupi sehingga pemenuhan bahan baku dilakukan secara bertahap hingga 2026. Dengan semakin tingginya pertumbuhan penduduk dan mobilitas masyarakat, bahan baku tak bakal jadi soal.
"Pada dasarnya teknologi ini untuk mengatasi sampah, harapannya tak ada tumpukan sampah di mana-mana, semuanya terangkut di tempat pembuangan akhir," ujarnya.
Sementara itu, Direktur Eksekutif Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Sumsel, Yuliusman meminta pemerintah memastikan ketersediaan alat dan tempat penampungan sampah sebelum proyek itu dibangun. Apalagi pengelolaan sampah di Palembang belum optimal dibuktikan dengan banyaknya tumpukan sampah di sungai dan jalanan.
"Benahi dulu pengelolaan sampah di hulu karena masih banyak sampah rumah tangga yang tidak tertampung, akhirnya dibuang sembarangan, sungai jadi pilihan utama," tutupnya.[gab]