Sumsel.WahanaNews.co | Untuk meningkatkan kualitas Program Tanggung Jawab Sosial & Lingkungan (TJSL) di PT PLN (Persero) khususnya di wilayah kerja Sumatera Selatan, Jambi dan Bengkulu, PLN Unit Induk Wilayah (UIW) S2JB bekerjasama dengan Universitas Sriwijaya (Unsri).
Tentunya untuk melakukan kegiatan Pemetaan Sosial/Social Mapping dan Pengukuran Dampak atas Program Sosial/Social Return of Investment (SRoI) pada beberapa lokasi bantuan TJSL/SCR yang telah dilakukan oleh PLN.
Baca Juga:
Diskon 50 Persen Tarif Listrik Tidak Diperpanjang, Ini Informasi Lengkapnya
Kerjasama ini dilakukan selama kurun waktu 4 (empat) bulan sejak April hingga Agustus 2022 mendatang.
Social Mapping sendiri merupakan metode untuk menggambarkan kondisi sosial, ekonomi masyarakat (misalnya: gambar posisi pemukiman, sumber-sumber mata pencaharian, jalan, pelayanan kesehatan dan sarana-sarana umum), yang menggambarkan keadaan masyarakat maupun lingkungan fisiknya, sehingga dapat diambil kesimpulan dan rekomendasi terkait program sosial yang tepat disalurkan kepada masyarakat tersebut.
Kerjasama Social Mapping PLN-UNSRI ini akan menganalisa peta sosial di 16 Kota/Kabupaten di Provinsi Sumatera Selatan.
Baca Juga:
Gebrakan 100 Hari, Presiden Prabowo Resmikan 37 Proyek Ketenagalistrikan Nasional
Dalam prosesnya, kegiatan Social Mapping harus memetakan beberapa komponen, yaitu: (1) isu strategis yang berkembang di masyarakat terkait keberadaan perusahaan; (2) para pemangku kepentingan di masyarakat baik terkait hubungan antar pemangku kepentingan maupun sikap dan kepentingan para pemangku kepentingan; (3) permasalahan dan kebutuhan masyarakat; (4) potensi atau aset yang dimiliki masyarakat baik aset alam, aset finansial, aset sosial, aset kelembagaan, aset manusia dan aset fisik; (5) aspek kerentanan dan kelompok rentan di masyarakat.
Tahap pemetaan komponen dalam Social Mapping ini menjadi bekal penting dalam perencanaan program TJSL.
Manajer Komunikasi PLN UIW S2JB Sendy Rudianto mengatakan, bahwa PLN selain terus memenuhi tugasa dan tanggungjawabnya untuk memberikan layanan kelistrikan yang handal dan berkualitas kepada masyarakat, juga mengemban amanat untuk menjalankan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL).
"Dalam komitmennya untuk mewujudkan Program TJSL yang dapat memberikan dampak maksimal kepada masyarakat, kami menilai bahwa Social Mapping ini penting dilakukan. Hal ini untuk mengetahui dan memahami dinamika masyarakat pada lokasi Program Sosial dan Lingkungan PLN, serta untuk memetakan para pemangku kepentingan beserta peran dan pengaruhnya dalam kerangka harmonisasi hubungan antar pemangku kepentingan/stakeholder," ungkap Sendy.
Lebih lanjut, Sendy menjelaskan bahwa Program kerjasama PT PLN (Persero) UIW S2JB dengan Tim Ahli dari Universitas Sriwijaya ini akan dilakukan secara serentak di wilayah 'Ring 1' unit-unit PLN di Provinsi Sumatera Selatan, yaitu: pada 3 (tiga) Unit Pelaksana Pelayananan Pelanggan dan 21 Unit Layanan Pelanggan (ULP) yang terdapat di 16 Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Selatan.
"Selain untuk mengetahui kebutuhan dasar masyarakat dilingkungan operasi perusahaan, potensi sumber daya dan modal sosial masyarakat, juga untuk mengenal stakeholder dalam kaitannya dengan keberadaan dan aktivitas pelaku dalam program yang akan dijalankan, mengidentifikasi akar permasalahan yang dirasakan komunitas masyarakat, serta menganalisis potensi konflik yang terdapat di masyarakat,' ungkanya.
Sasaran yang ingin dicapai dari kegiatan Social Mapping ini sendiri antara lain: Terdeskripsinya kondisi sosial masyarakat (komunitas) di wilayah kajian dari berbagai aspek sosial yang ada dalam masyarakat dan karakteristik individu; Terdeskripsinya potensi sumberdaya yang ada dalam masyarakat yang dapat dijadikan peluang usaha dan pengembangan masyarakat; serta tersusunnya rekomendasi jenis program/kegiatan yang harus dilakukan PLN ke depan dalam upaya penyeimbangan kondisi ketiga aspek dalam penyediaan listrik oleh PT PLN UIW S2JB, yaitu aspek ekonomi, sosial, dan lingkungan.
Melalui social mapping diharapkan program berikutnya yang akan dilakukan dapat didesain sesuai dengan karakteristik permasalahan dan kebutuhan masyarakat yang dinamis dan beragam serta berbasiskan pada potensi sumberdaya lokal.
Karena itu, pemetaan sosial harus menjadi bagian dari perencanaan, sehingga diharapkan program yang dijalankan akan tepat sasaran, efektif dan berkelanjutan (sustainable).
"Selain itu, diharapkan manfaatnya akan lebih maksimal dengan meminimalkan potensi konflik antar pemangku kepentingan yang dapat menghambat kegiatan operasional perusahaan, sehingga terwujud sinergi dan kohesi sosial yang memadai. Sehingga, dari kegiatan ini nantinya akan dihasilkan output yang dalam penggunaannya dapat dikolaborasikan dengan output program lainnya yang serupa, guna penyempurnaan kegiatan/program selanjutnya pada wilayah-wilayah target dari PT PLN (Persero) UIW S2JB," tutup Sendy.[gab]