SUMSEL.WAHANANEWS.CO. Pagar Alam — Puluhan proyek peningkatan dan pembangunan jalan yang dikerjakan Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Bina Marga Kota Pagar Alam pada Tahun Anggaran 2025 berjalan di tengah intensitas hujan yang tinggi beberapa pekan terakhir. Kondisi cuaca yang memasuki puncak musim penghujan ini dinilai dapat berdampak pada kualitas dan daya tahan aspal apabila pekerjaan tidak dilaksanakan dengan standar teknis yang ketat.
Berdasarkan pantauan di lapangan, Senin (8/12/2025). Sejumlah titik pekerjaan jalan mulai dari pengaspalan hingga peningkatan struktur perkerasan kini tengah berlangsung di berbagai lokasi. Para pekerja di Jalur Wisata Gunung Dempo yang termasuk proyek strategis daerah Kota Pagar Alam tahun 2025 dengan anggaran Rp28 milyar dikerjakan oleh PT Indotain Makmur Temberas dan Jalan D.I Panjaitan Mekar Alam Kecamatan Pagar Alam Utara tampak berupaya menyelesaikan tahapan pekerjaan meski diguyur hujan, mengingat material hotmix yang sudah sampai harus segera diaplikasikan.
Baca Juga:
KPK Periksa Tiga Pramusaji di Rumdin Gubernur Riau, Diduga Rusak Segel
Kepala Dinas PUPR Bina Marga Kota Pagar Alam, melalui Kepala Bidang Bina Marga (BM), Erwan Kenedi saat dihubungi via WhatsApp, Senin (8/12/2025), mengatakan bahwa seluruh pelaksana proyek sudah diwanti-wanti untuk menghentikan pekerjaan pengaspalan saat hujan turun dan tetap mengikuti spesifikasi teknis agar kualitas pekerjaan tetap terjamin.
“Kami sudah menginstruksikan kepada seluruh kontraktor agar pelaksanaan pengaspalan tidak dilakukan pada saat turun hujan,” ujarnya.
Ia menegaskan bahwa pihaknya tidak ingin pekerjaan yang menelan anggaran daerah tersebut menurun mutunya hanya karena cuaca. Menurutnya, kontraktor harus memastikan kadar kelembaban permukaan jalan sesuai standar sebelum dilakukan penghamparan aspal.
Baca Juga:
OTT Gubernur Riau Bermula dari Pemerasan Pejabat, Amankan Uang Lebih dari Rp1 Miliar
Meski demikian, sejumlah warga menilai pekerjaan di musim penghujan perlu dipertimbangkan ulang. Mereka khawatir aspal yang baru digelar akan lebih cepat mengalami kerusakan seperti retak, berlubang, hingga terkelupas.
“Kalau dikerjakan pas hujan, biasanya tidak lama bagusnya. Kami berharap pemerintah benar-benar mengawasi kualitasnya,” ujar Van (54) salah seorang warga Kota Pagar Alam.
Sebagai seorang yang sedikit mengerti terhadap konstruksi jalan, dia juga mengingatkan bahwa campuran aspal yang diaplikasikan pada permukaan yang lembab bisa menyebabkan ikatan antar lapisan tidak maksimal sehingga menurunkan umur teknis jalan.
Menghadapi situasi ini, dinas PUPR dituntut memastikan seluruh pekerjaan yang dikerjakan tetap memenuhi standar, termasuk kemungkinan meminta kontraktor melakukan perbaikan ulang apabila ditemukan indikasi mutu yang tidak sesuai.
“Kalau hasilnya tidak sesuai, tentu harus dilakukan evaluasi. Dinas PUPR harus memastikan proyek yang dibangun tahun ini bisa bertahan lama dan bermanfaat bagi masyarakat,” tambahnya.
Dengan total puluhan titik pekerjaan jalan yang tersebar, masyarakat berharap pembangunan infrastruktur tahun ini benar-benar memberikan dampak positif bagi mobilitas dan perekonomian, tanpa harus mengorbankan kualitas akibat kondisi cuaca.
[Redaktur: Sobar Bachtiar].