Sumsel.WahanaNews.co | Perdana Menteri Malaysia Ismail Sabri Yakoob mengatakan, pihaknya sudah menggelontorkan subsidi konsumsi sebesar 77,3 miliar ringgit atau setara dengan Rp262,668 triliun, sepanjang tahun 2022.
Dana tersebut digunakan untuk memberikan subsidi pada komoditas ayam, bahan bakar, listrik, telur, minyak goreng dan air.
Baca Juga:
Jelang Ramadan 2024, Impor Kurma ke Indonesia Meningkat
Menurut Ismail, dana jumbo itu dikeluarkan pemerintah Malaysia untuk menahan inflasi tetap rendah. Sehingga masyarakat tetap bisa menjangkau barang-barang kebutuhan hidup. Subsidi itu juga membuat tingkat inflasi Malaysia salah satu yang terendah di dunia, yaitu sebesar 2 persen.
"Sebab apa inflasi kita rendah. Inflasi rendah adalah karena kerajaan beri subsidi agar harga tidak naik," kata Ismail dikutip dari Antara, Senin (4/7/2022).
Jika pemerintah Malaysia tidak memberikan subsidi, kemungkinan angka inflasi di Malaysia bisa mencapai 10-11 persen. Itu juga menjadi alasan mengapa pemerintah membentuk Satuan Tugas Khusus Jihad Melawan Inflasi.
Baca Juga:
Respons Kritik WN Malaysia Beri Rating Jakarta 0/10, Sandiaga: Jangan Baper
Ismail lantas menyebut inflasi di Amerika Serikat mencapai 9 persen, Eropa di angka 8-9 persen, dan Inggris Raya sudah naik hingga 12 persen. Ia pun mengecam beberapa pihak yang menuduh pemerintah tidak berbuat apa-apa dan tidak mengambil tindakan apapun terkait isu kenaikan biaya hidup.
“Pemerintah sadar harga banyak barang naik. Saya sendiri melakukan survei secara acak di tempat usaha, supermarket dan sebagainya untuk melihat sendiri fenomena kenaikan harga barang,” tutur Ismail.
"Kami mengambil tindakan jangka pendek, menengah dan panjang agar masyarakat tidak terbebani dengan kenaikan tersebut," tambahnya.