Dari pihak Green Wafe, Webri Veliana menyatakan kesiapan membangun project percontohan di Muara Enim. Green Wafe menilai Muara Enim memiliki potensi sinergi kuat: dukungan pemerintah, keterlibatan masyarakat, dan komitmen pelaku usaha.
“Kami berniat menghadirkan solusi pengolahan sampah yang berkelanjutan, bernilai ekonomi, dan menempatkan masyarakat sebagai bagian dari sistem, bukan sekadar objek,” jelas Webri.
Baca Juga:
Satgas TMMD Kodim 0211/TT Gandeng Polri Gelar Penyuluhan Hukum & Kamtibmas
Sementara itu, perwakilan DLH Muara Enim Ir. Silfiana Devi, S.T., M.Si. menanggapi positif gagasan tersebut. Menurutnya, Pemda sangat membutuhkan dukungan eksternal untuk lepas dari persoalan keterbatasan anggaran.
“Kami siap mendukung. Mudah-mudahan diskusi ini berlanjut pada aksi nyata dan terwujudnya investor yang dapat mendirikan pabrik energi terbarukan berbahan baku sampah,” ujar Silfiana.
Diskusi ini menjadi momentum penting: reaksi terhadap persoalan sampah berubah menjadi aksi kolaboratif lintas sektor dan lintas negara. Jika berjalan mulus, Muara Enim berpotensi menjadi daerah pertama di Sumatera Selatan yang menerapkan skema sampah menjadi energi terbarukan berbasis RDF.
Baca Juga:
Badan Kerja Sama Gereja Sumut Apresiasi Terobosan Nikson Jadi Bupati Tapanuli Utara
(Redaktur: Hendrik Isnaini R)