WahanaNews-Sumsel | Emak-emak mengaku ogah beralih ke kompor listrik. Pemerintah melalui PT PLN (Persero) sedang menggencarkan program konversi kompor menggunakan LPG 3 kilogram menjadi kompor listrik. Adapun saat ini, PLN sedang melakukan uji klinis konversi kompor LPG 3 kilogram menjadi kompor listrik untuk pelanggan PLN.
Program yang tengah dicanangkan PLN menuai penolakan dari kalangan ibu rumah tangga. Indah Siswanto yang merupakan warga Kota Tegal, menolak untuk migrasi ke kompor listrik.
Baca Juga:
PLN Operasikan SPKLU Khusus Angkot Listrik di Kota Bogor
“Sebagian besar enggak setuju kebanyakan untuk prinsip ekonomis kalau di daerah, tapi siapa yang mau ngasih insentif daya listrik ke semuanya,” ujar Indah dilansir dari kumparan, Senin (26/9).
Indah menuturkan penggunaan gas LPG lebih praktis, dan pembelian gas LPG masih bisa dijangkau masyarakat di daerah. Sedangkan pemakaian kompor listrik bisa menyebabkan boros daya listrik.
“Di sini belum ada (kompor listrik). Kalau kompor listrik 1.000 watt, ya mending pakai gas, lebih hemat, kalau ibu-ibu pikirnya ekonomis,” imbuhnya.
Baca Juga:
PLN dan Kementerian ESDM Cek Kesiapan SPKLU di Banten untuk Kelancaran Layanan Arus Mudik
Dihubungi terpisah, salah satu warga Kalimantan bernama Selina Barokah juga memilih untuk tetap menggunakan gas LPG. Ia mengeluh kompor listrik sangat memberatkan masyarakat dari segi biaya dan tegangan listrik.
“Masih banyak rumah yang daya listriknya 450 Va dan 900 Va khususnya masyarakat Kalimantan Selatan. Kalau di kampung aku, kayaknya gak ada yang pakai (kompor listrik),” kata Selina.
Selina menyebut rata-rata warga di sekitar perumahannya masih memakai LPG. Bahkan, proses memasak bisa kembali menggunakan kayu bakar lagi apabila kebijakan kompor listrik diterapkan.